
Pantau - Ribuan jemaah haji asal Indonesia sempat terlantar di Muzdalifah akibat kemacetan, sehingga membuat bus yang menjemput menjadi telat pada Rabu (28/6/2023).
Hal ini membuat sejumlah jemaah berinisiatif menyewa bus dengan uang pribadi karena sudah tidak tahan dengan terik matahari yang mencapai 43 derajat celsius.
Melihat situasi tersebut, anggota Komisi VIII DPR RI, John Kennedy Azis juga turut mengeluarkan kocek pribadinya untuk membantu para jemaah menuju Mina.
"Saya ikut saweran, ini saya kasih uang riyal semuanya yang ada di dompet, mudah-mudahan uang riyal saya bisa bermanfaat membantu sebagai pengganti uang dari para jemaah haji kemarin,” ujarnya, Kamis (29/6/2023).
Sementara itu, jemaah haji asal Kabupaten Pariaman, Yunasman menyampaikan dirinya berinisiatif untuk mengumpulkan sumbangan agar bisa sewa bus atau mobil supaya cepat dijemput kembali ke pemondokan.
Ia menyampaikan, inisiatif tersebut dilakukan lantaran hanya ada dua bus yang menjemput bolak-balik.
“Nah, kami yang paling terakhir, udah jam 15.00 waktu Saudi panas terik, banyak yang sudah tidak kuat,” ujar Yunasman.
Ia menambahkan, saat ada bus yang berhenti, ia lalu meminta tolong untuk mengantar pulang. Namun, supir bus tersebut meminta syarat untuk dibayar.
“Akhirnya kami patungan perorang 50 riyal, yang penting bisa berangkat dari Muzdalifah,” tandasnya.
Hal ini membuat sejumlah jemaah berinisiatif menyewa bus dengan uang pribadi karena sudah tidak tahan dengan terik matahari yang mencapai 43 derajat celsius.
Melihat situasi tersebut, anggota Komisi VIII DPR RI, John Kennedy Azis juga turut mengeluarkan kocek pribadinya untuk membantu para jemaah menuju Mina.
"Saya ikut saweran, ini saya kasih uang riyal semuanya yang ada di dompet, mudah-mudahan uang riyal saya bisa bermanfaat membantu sebagai pengganti uang dari para jemaah haji kemarin,” ujarnya, Kamis (29/6/2023).
Sementara itu, jemaah haji asal Kabupaten Pariaman, Yunasman menyampaikan dirinya berinisiatif untuk mengumpulkan sumbangan agar bisa sewa bus atau mobil supaya cepat dijemput kembali ke pemondokan.
Ia menyampaikan, inisiatif tersebut dilakukan lantaran hanya ada dua bus yang menjemput bolak-balik.
“Nah, kami yang paling terakhir, udah jam 15.00 waktu Saudi panas terik, banyak yang sudah tidak kuat,” ujar Yunasman.
Ia menambahkan, saat ada bus yang berhenti, ia lalu meminta tolong untuk mengantar pulang. Namun, supir bus tersebut meminta syarat untuk dibayar.
“Akhirnya kami patungan perorang 50 riyal, yang penting bisa berangkat dari Muzdalifah,” tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas