Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Bamsoet Sebut Legislator Penyebar Hoax Ratna Sarumpaet Masalah Personal

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Bamsoet Sebut Legislator Penyebar Hoax Ratna Sarumpaet Masalah Personal

Pantau.com - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR sedang mengkaji sejumlaha anggota yang dilaporkan turut menyebarkan hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet.

"Ini (penyebaran hoax) kan masalah personal, jadi jangan kaitkan dengan institusi DPR. Ini adalah perilaku personal, sangat tergantung amal dan perbuatan," katanya di Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu (7/10/2018).

Baca juga: Imunitas Jadi Lindungi Anggota DPR yang Terseret Hoax Ratna Sarumpaet?

Ia mengatakan hal itu kepada wartawan usai peletakan batu pertama pembangunan Universitas Perwira Purbalingga (Unperba). Menurut dia, tidak ada sikap secara kelembagaan terkait dengan permasalahan tersebut, namun hal itu nantinya akan tercermin di MKD.

"Nanti MKD akan kaji, apakah ada etik yang dilanggar, apakah tidak. Kalau ada, akan ada sanksi ringan, sedang, atau berat, tetapi kalau tidak ada, ya sudah selesai," kata legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VII yang meliputi Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen itu.

Terkait dengan sejumlah legislator yang dilaporkan turut menyebarkan hoaks, dia mengatakan pihaknya baru mendapat laporan beberapa hari lalu namun belum mendapatkan laporan kembali dari MKD.

Menurut dia, laporan yang masuk MKD biasanya diverifikasi terkait dengan identitas terlapor, kasusnya, dan sebagainya. "Ini sedang dikaji. Kalau (berkaitan dengan etik) biasanya tidak masuk teguran," katanya.

Baca juga: Gara-gara Ulah Ratna Sarumpaet, Empat Anggota DPR Dilaporkan

Ia mengajak masyarakat lebih bijaksana dalam membaca atau membuka informasi yang ada dalam genggaman mereka.

"Kita semua harus memilah-milah, apakah informasi ini benar atau tidak dengan berbagai sumber. Jadi, jangan terlalu percaya karena memang ini adalah perang siber (cyber war). Jadi, orang harus berhati-hati betul dalam membaca informasi karena dari jutaan informasi per detik yang dilihat, baik di Facebook, Instagram, maupun Twitter termasuk YouTube belum tentu semuanya benar," katanya.

Bahkan, kata dia, hampir 60 persen informasi yang tersebar melalui media sosial tersebut tidak benar atau merupakan berita sampah sehingga masyarakat harus bijaksana.

Penulis :
Widji Ananta