
Pantau - Retno Marsudi, yang saat ini menjabat sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Isu Air Dunia, menyatakan bahwa manajemen air yang berkelanjutan merupakan elemen kunci dalam mendukung visi swasembada pangan Indonesia.
Ia menegaskan bahwa pengelolaan air yang efisien akan memberikan multiplier effect bagi seluruh bangsa, termasuk dalam menekan angka stunting, malnutrisi anak, hingga mencegah ancaman kelaparan.
"Dengan manajemen air yang berkelanjutan, swasembada pangan akan memberikan multiplier effect yang dapat dirasakan seluruh bangsa Indonesia, mulai dari mendukung upaya menekan kasus stunting dan malnutrisi anak, hingga kelaparan yang mengancam," ungkapnya.
Butuh Kolaborasi Multipihak dan Transformasi Pola Pikir
Retno menekankan bahwa manajemen air yang berkelanjutan dan terintegrasi membutuhkan kolaborasi multipihak, melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat secara luas.
Ia juga menyerukan adanya transformasi pola pikir dengan prinsip "produce more with less" sebagai pendekatan utama dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan krisis air global.
Menurut Retno, manajemen air tidak boleh dilihat sebagai beban tambahan, tetapi sebagai bentuk investasi strategis untuk masa depan.
"Ke depan, inovasi bidang pertanian dengan mempertimbangkan efisiensi penggunaan air akan dapat menjadi game changer dalam mewujudkan ketahanan pangan dunia," ujarnya.
Peran Data dalam Perencanaan Pangan Tangguh
Untuk mendukung kebijakan tersebut, Retno menegaskan pentingnya ketersediaan data dan informasi yang cukup dan andal, terutama terkait jumlah air yang tersedia, kebutuhan agregat untuk memproduksi pangan, serta fluktuasi ketersediaan air.
"Data dan informasi yang akurat akan memastikan adanya perencanaan yang baik untuk produksi pangan yang tangguh, terutama terhadap perubahan iklim, kekeringan, dan berbagai faktor lainnya," tuturnya.
- Penulis :
- Balian Godfrey