HOME  ⁄  Nasional

Puan Maharani Desak Pemerintah Perkuat Deteksi Dini dan Edukasi Virus Hanta di Daerah Rawan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Puan Maharani Desak Pemerintah Perkuat Deteksi Dini dan Edukasi Virus Hanta di Daerah Rawan
Foto: Puan Maharani Desak Pemerintah Perkuat Deteksi Dini dan Edukasi Virus Hanta di Daerah Rawan(Sumber: ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.)

Pantau - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti temuan kasus virus Hanta tipe HFRS yang terdeteksi di beberapa wilayah Indonesia dan mendesak pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mencegah penyebaran penyakit zoonosis tersebut.

Virus Hanta Muncul di Empat Provinsi, Perlu Respons Cepat

Sebanyak delapan kasus virus Hanta tercatat terjadi pada 15–21 Juni 2025 di empat provinsi: dua kasus di Jawa Barat, empat di Yogyakarta, satu di Nusa Tenggara Timur, dan satu di Sulawesi Utara.

Meski seluruh pasien telah dinyatakan sembuh, Puan menilai temuan ini menunjukkan kurangnya kesiapan sistem kesehatan dalam mengantisipasi penyebaran penyakit zoonosis yang berpindah dari hewan ke manusia.

"Virus Hanta mungkin belum menyebar secara masif, tetapi justru ini alasan kita harus bertindak cepat. Fokusnya tidak hanya pada respons darurat, tetapi lebih pada membangun kemampuan deteksi dini dan respons medis yang efektif di tingkat desa, tempat yang paling rentan terhadap penyebaran penyakit," ujarnya.

Perlu Alat Diagnosis Cepat dan Respons Lintas Sektor

Puan mendorong pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan, menyediakan alat diagnosis cepat berbasis molekuler di Puskesmas dan klinik yang berada di wilayah padat permukiman, dekat pasar tradisional, dan zona pertanian.

Ia juga meminta pelatihan bagi tenaga medis agar mampu mengenali gejala virus Hanta dan penyakit zoonosis lainnya seperti rabies, leptospirosis, flu burung, dan cacar monyet.

"Penanganan harus dimulai dengan pendekatan teknis yang terukur dan solusi yang bisa diimplementasikan secara langsung di lapangan," tegasnya.

Selain itu, Puan menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Pertanian untuk pengendalian populasi tikus berbasis komunitas.

"Virus ini muncul karena habitat manusia dan hewan pengerat makin berdekatan. Artinya, pendekatannya tidak bisa sektoral. Kita butuh respons lintas sektor dengan target yang terukur, misalnya turunnya populasi tikus dan peningkatan indikator sanitasi di kawasan padat penduduk," tambahnya.

Sosialisasi dan Literasi Jadi Kunci Pencegahan

Puan menyebut rendahnya literasi masyarakat tentang penyakit zoonosis menjadi salah satu penyebab virus Hanta kerap terabaikan. Ia mendorong agar pemerintah menggencarkan edukasi langsung ke masyarakat.

"Jika masyarakat tidak mengetahui bahaya virus ini, mereka bisa menganggap gejala yang muncul sebagai hal yang biasa dan tidak segera berobat. Edukasi harus menyentuh langsung ke lapangan, ke pasar, ke lahan pertanian, dan ke kampung-kampung," tutup Puan.

Penulis :
Ahmad Yusuf

Terpopuler