
Pantau - Sebanyak 10 loket bayangan yang menjual tiket bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) ditertibkan oleh pengelola Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, karena dianggap mengganggu ketertiban dan operasional terminal.
Razia Loket Bayangan oleh Pengelola Terminal
Kepala Terminal Bus Kampung Rambutan, Yulza Ramadhoni, menyatakan bahwa razia dilakukan terhadap loket-loket tidak resmi yang menjual tiket bus AKAP di luar ketentuan terminal.
"Kami telah melakukan razia terhadap loket bayangan terkait penjualan tiket yang mengganggu operasional terminal," ungkapnya.
Loket bayangan tersebut beroperasi di area peron lantai dasar terminal dan kerap menimbulkan keluhan dari penumpang karena harga tiket yang tidak transparan serta ketidaksesuaian jadwal keberangkatan.
Keberadaan loket bayangan juga dinilai meresahkan karena berpotensi menimbulkan praktik percaloan yang tidak sesuai dengan aturan resmi.
Dalam razia yang digelar Kamis (17/7), pengelola menertibkan 10 loket bayangan yang menjual tiket bus ke berbagai tujuan di wilayah Sumatera, seperti Padang, Jambi, Riau, Palembang, dan Bengkulu.
Aktivitas Penjualan Dipindahkan ke Lantai Dua
Pengelola terminal meminta seluruh aktivitas penjualan tiket AKAP dipindahkan ke lantai dua terminal, di mana telah disediakan ruangan khusus untuk operasional resmi.
Yulza menjelaskan, "Ada 10 loket penjualan tiket bus AKAP yang kita tertibkan. Karena mereka berjualan di tempat yang bukan semestinya. Sudah disiapkan di lantai dua namun mereka malah berjualan tiket di lantai dasar."
Ia juga mengungkapkan bahwa awalnya pemilik loket hanya mengajukan izin untuk meletakkan meja di lantai dasar guna melakukan labeling koper atau tas penumpang dengan tujuan ke wilayah Sumatera.
Permohonan tersebut sempat disetujui oleh pihak pengelola karena dianggap wajar dan untuk memudahkan operasional, mengingat membawa barang ke lantai dua dianggap merepotkan.
Namun seiring waktu, para pemilik loket mulai menjual tiket secara aktif di lantai dasar, sehingga melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh terminal.
"Diduga mereka beroperasi sejak April lalu. Karena itu pihak pengelola langsung menertibkan pada Kamis (17/7)," ia mengungkapkan.
Yulza berharap agar para pemilik loket dapat mematuhi aturan dan menjual tiket hanya di lantai dua, demi ketertiban dan kenyamanan seluruh pengguna terminal.
"Semoga mereka bisa lebih tertib sebagaimana aturan. Karena lantai dasar juga untuk berjualan para pedagang binaan pengelola terminal," tambahnya.
- Penulis :
- Arian Mesa