Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri ESDM Bahlil: Swasembada Energi dan Hilirisasi Kunci Kemandirian Nasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menteri ESDM Bahlil: Swasembada Energi dan Hilirisasi Kunci Kemandirian Nasional
Foto: (Sumber: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (kiri) didampingi Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Bambang Pramujati (kanan) saat acara peresmian Migas Corner di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jatim, Kamis (17/7/2025). ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM.)

Pantau - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya swasembada energi dan hilirisasi sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan upaya memperkuat kedaulatan sumber daya alam Indonesia.

Dorong Hilirisasi, Stop Ekspor Bahan Mentah

Dalam peresmian Migas Corner di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada Kamis, 17 Juli 2025, Bahlil menyampaikan bahwa pembangunan energi nasional saat ini mengusung misi besar swasembada energi dan hilirisasi industri.

Ia menjelaskan bahwa hilirisasi merupakan langkah strategis untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi di dalam negeri, bukan lagi mengekspornya dalam bentuk mentah ke luar negeri.

"Dulu VOC selama 390 tahun mengambil bahan baku dari Indonesia, membuat negara lain bergantung pada sumber daya kita," ujar Bahlil.

Menurutnya, praktik ekspor bahan mentah hanya menguntungkan negara lain dan menghambat upaya menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

Kini, kata dia, sudah saatnya seluruh proses pengolahan bahan baku dilakukan di Indonesia.

Kampus dan Mahasiswa Didorong Jadi Agen Perubahan

Bahlil juga menekankan peran penting kampus dan mahasiswa dalam mendorong kemandirian energi nasional.

Mahasiswa disebut sebagai agen perubahan yang akan mendorong Indonesia keluar dari ketergantungan terhadap bahan mentah dan energi impor.

Dalam konteks teknis, pemerintah terus mendorong reaktivasi sumur migas idle, pembangunan infrastruktur gas, serta hilirisasi di sektor mineral dan batu bara (minerba).

Selain itu, transisi energi juga dipercepat melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan inovasi teknologi.

Contoh keberhasilan hilirisasi disebut Bahlil sudah tampak dalam ekosistem baterai mobil listrik nasional yang kini bernilai investasi sebesar 20 miliar dolar AS.

Investasi itu menjadikan Indonesia sebagai produsen baterai mobil listrik terbesar kedua di dunia setelah China.

Ia juga mengungkapkan bahwa pada November mendatang direncanakan masuk investasi tambahan sebesar 100 miliar dolar AS.

Selain itu, ada investasi baru dari China dan Korea sebesar 8 miliar dolar AS khusus untuk pengolahan nikel menjadi cell battery.

Presiden Prabowo, menurut Bahlil, juga telah meminta agar program hilirisasi tidak berhenti sampai baterai, tetapi terus dilanjutkan hingga menjadi mobil listrik utuh buatan dalam negeri.

Penulis :
Aditya Yohan