
Pantau - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mendorong percepatan riset dan inovasi nasional melalui gelaran Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 yang diselenggarakan pada 7–9 Agustus 2025.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyatakan bahwa riset dan pengembangan ilmu pengetahuan harus menghasilkan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional.
"Riset harus menjadi solusi atas persoalan dunia industri," ungkapnya.
Riset dan Industri Didorong Terintegrasi
KSTI 2025 menjadi ajang strategis yang mempertemukan ilmuwan dan peneliti dari seluruh Indonesia dengan pelaku industri dan dunia pendidikan tinggi.
Sebanyak 1.066 peneliti unggulan di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) hadir dalam acara ini.
Selain itu, konvensi juga dihadiri oleh 401 rektor dan wakil rektor dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, 351 dosen STEM, 26 diaspora, mahasiswa doktoral, guru besar, serta anggota senat akademik.
Dalam forum ini, akan disusun peta jalan riset dan inovasi teknologi nasional yang berorientasi pada kebutuhan industri dan strategi pembangunan jangka panjang.
Lebih dari 400 produk riset ditampilkan dan dipertemukan langsung dengan kebutuhan sektor industri untuk mendorong hilirisasi dan komersialisasi hasil penelitian.
Brian berharap riset dari dalam negeri bisa berkembang menjadi industri baru yang berbasis sains dan teknologi, serta mampu memperkuat daya saing Indonesia secara global.
Delapan Sektor Prioritas dan Kehadiran Peraih Nobel
KSTI 2025 menekankan pentingnya integrasi antara riset, pendidikan tinggi, dan dunia industri.
Terdapat delapan sektor prioritas yang dibahas dalam konvensi, yaitu: pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk artificial intelligence dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.
Seluruh sektor tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis nasional untuk mencapai kemandirian teknologi dan meningkatkan daya saing Indonesia secara global.
Sebagai bentuk penghormatan dan sumber inspirasi, KSTI 2025 juga menghadirkan dua peraih Nobel untuk berbagi pengalaman dan mendorong para peneliti Indonesia agar menghasilkan karya berkelas dunia.
Kegiatan konvensi mencakup diskusi panel, sesi eksekutif bersama kementerian dan lembaga strategis, presentasi dari akademisi internasional, hingga pameran hasil riset dan inovasi berbasis industri.
Kementerian berharap ajang ini mampu memperkuat ekosistem riset nasional dan mempercepat transformasi Indonesia menuju negara berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Penulis :
- Aditya Yohan