
Pantau - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan lahan potensial seluas 110.867 hektare untuk direhabilitasi guna memulihkan ekosistem hutan mangrove yang rusak akibat deforestasi selama beberapa dekade terakhir.
"Lahan ini menjadi tumpuan harapan untuk mengembalikan fungsi ekologis dan ekonomi hutan mangrove di Benua Etam," kata Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, di Samarinda, Rabu (27/8).
Data dari Peta Mangrove Nasional 2024 menunjukkan bahwa masih terdapat area yang luas dan potensial untuk diselamatkan melalui upaya rehabilitasi.
Lahan tersebut sebagian besar berada di area yang telah terdegradasi dan memungkinkan untuk dihijaukan kembali secara berkelanjutan.
Deforestasi Mangrove dan Upaya Rehabilitasi Terpadu
Alih fungsi lahan menjadi tambak disebut sebagai pemicu utama deforestasi hutan mangrove di Kalimantan Timur.
Dalam kurun waktu 1994 hingga 2024, luas hutan mangrove di provinsi ini mengalami penurunan signifikan.
Kabupaten Kutai Kartanegara tercatat sebagai wilayah dengan tingkat deforestasi mangrove tertinggi.
Saat ini, luas hutan mangrove eksisting di Kalimantan Timur mencapai 240.870 hektare.
Untuk mengatasi tantangan ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membentuk Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) sebagai wadah koordinasi lintas sektor.
KKMD bertugas menyinergikan berbagai program pengelolaan mangrove dari pemerintah, swasta, hingga komunitas lokal, serta memfasilitasi penyelesaian permasalahan teknis di lapangan.
Salah satu strategi utama KKMD adalah mendorong penerapan silvofishery, yaitu model tambak ramah lingkungan yang mengintegrasikan budidaya perikanan dengan pelestarian mangrove.
Strategi lainnya adalah mempercepat rehabilitasi terhadap ekosistem mangrove yang telah rusak, baik melalui penanaman kembali maupun penguatan regulasi tata kelola lahan.
Melalui forum KKMD, Pemprov Kalimantan Timur mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga keberlangsungan mangrove.
"Ini bukan hanya soal menanam kembali, tetapi juga memastikan mata pencaharian masyarakat berbasis ekosistem mangrove dapat berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan," ucap Seno Aji.
- Penulis :
- Aditya Yohan