Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kunjungi Proyek WtE di Tiongkok, RI Siapkan Langkah Konkret Bangun Instalasi Pengolah Sampah di 5 Kota Besar

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kunjungi Proyek WtE di Tiongkok, RI Siapkan Langkah Konkret Bangun Instalasi Pengolah Sampah di 5 Kota Besar
Foto: (Sumber: High-level Indonesian delegation visits SUS ENVIRONMENT's Jiaxing project)

Pantau - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi sedang meninjau kembali Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2018 terkait percepatan pembangunan Waste-to-Energy (WtE), dan merencanakan implementasinya melalui Danantara sebagai pengelola investasi negara.

Delegasi RI Tinjau Proyek WtE di Tiongkok, Targetkan Proyek Serupa di Indonesia

Pada 26 Agustus 2025, Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, memimpin delegasi Indonesia yang terdiri dari pejabat Kementerian, Danantara, dan Pertamina dalam kunjungan ke proyek WtE Jiaxing Jiayuan milik SUS Environment di Kota Jiaxing, Tiongkok.

Delegasi diterima langsung oleh Chairman SUS Environment, Dr. Long Jisheng, dan CEO SUS International, Eric Zhan, yang memaparkan keunggulan sistem pengolahan sampah milik mereka.

Rombongan RI terkesan dengan desain kompleks perkantoran yang asri, teknologi insinerasi efisien, serta skala pengolahan limbah yang besar dan ramah lingkungan.

"SUS Environment telah mengelola lebih dari 300 proyek WtE di seluruh dunia dengan kapasitas harian mencapai 300.000 ton sampah," ujar Dr. Long.

Perusahaan ini juga berinvestasi di 90 kawasan industri rendah karbon yang mencakup fasilitas pengolahan lumpur limbah, limbah makanan, limbah konstruksi, hingga sistem pengolahan gas buang.

Wuxi Fangling, basis produksi peralatan milik SUS, disebut memiliki kapasitas manufaktur terbesar di Asia untuk insinerator, pengolah limbah cair, dan peralatan pengendali emisi.

Proyek WtE Makassar Jadi Contoh Awal, 5 Kota Besar Jadi Target Berikutnya

SUS Environment telah aktif mengembangkan pasar Indonesia, termasuk dengan memenangkan tender proyek WtE di Makassar pada awal 2024, dengan kapasitas 1.300 ton per hari dan nilai investasi mencapai USD 200 juta.

Kontrak kerja sama dengan Pemkot Makassar telah diresmikan pada September 2024, dan saat ini proses negosiasi kontrak jual-beli listrik (PPA) masih berlangsung.

Proyek ini ditargetkan menghasilkan 209 juta kWh listrik per tahun dan mulai konstruksi pada 2025, dengan target operasi komersial (COD) pada akhir 2027.

Menteri Rosan menyampaikan apresiasi terhadap teknologi SUS dan menekankan pentingnya penggunaan sistem pengolahan sampah yang mutakhir, ramah lingkungan, dan terpercaya untuk Indonesia.

Ia menyebut bahwa Danantara akan memimpin pengembangan proyek serupa di lima kota besar mulai 2025, yaitu Jakarta, Bali, Surabaya, Semarang, dan Bandung.

Rosan juga berharap proyek Makassar dapat segera dimulai, sehingga bisa menjadi proyek percontohan nasional dalam pengolahan sampah berbasis teknologi.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Long menyampaikan dukungannya terhadap rencana pemerintah Indonesia.

Ia menilai bahwa pengembangan WtE di Indonesia berada di jalur yang benar, dan dengan koordinasi efektif antara pemerintah dan Danantara, krisis sampah nasional dapat diatasi.

"SUS Environment siap mendukung Danantara dan terus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan Indonesia," ujar Dr. Long.

 

Penulis :
Aditya Yohan