billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

DPR Ajak Masyarakat Lestarikan Bahasa Daerah, Pemerintah Siapkan Bantuan untuk Pelestari

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

DPR Ajak Masyarakat Lestarikan Bahasa Daerah, Pemerintah Siapkan Bantuan untuk Pelestari
Foto: (Sumber: Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. ANTARA/HO-Humas DPR RI.)

Pantau - Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, mengajak masyarakat untuk aktif melestarikan bahasa daerah, tidak hanya sebagai simbol budaya, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dalam menciptakan karya sastra yang bernilai.

"Bahasa daerah itu harus dirawat, dijadikan sumber inspirasi agar melahirkan karya sastra bernilai," ujar Fikri dalam acara Diseminasi Produk Pengembangan Kebahasaan dan Kesastraan yang berlangsung di Tegal, Jawa Tengah.

Buku Berbahasa Tegalan hingga Pentingnya Bahasa Asing

Sebagai masyarakat Tegal, Fikri mengaku sering membeli buku-buku berbahasa Tegalan, seperti antologi puisi Tegalerin, cerita rakyat, dan novel.

Menurutnya, upaya kecil seperti itu merupakan langkah nyata dalam mempertahankan eksistensi bahasa daerah.

Di sisi lain, ia juga menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing sebagai bagian dari kebutuhan zaman, tanpa mengabaikan akar budaya lokal.

Acara diseminasi ini diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), dan dihadiri oleh seniman, guru, novelis, serta pemerhati sastra dari Tegal, Slawi, dan Kabupaten Tegal.

Tujuannya adalah untuk menyadarkan masyarakat bahwa bahasa dan sastra merupakan jantung dari kebudayaan nasional.

Pemerintah Siapkan Bantuan untuk Pelestari Bahasa Daerah

Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengusulkan program bantuan untuk para pelestari bahasa daerah.

"Bahkan, di tahun depan tidak hanya komunitas literasi, komunitas sastra, kita sedang mengajukan usulan anggaran dan program untuk bantuan pemerintah bagi pelestari bahasa daerah," katanya.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap fakta bahwa dari 718 bahasa daerah yang tercatat di Indonesia, banyak yang kini dalam kondisi kritis atau hampir punah.

Bahkan, lima bahasa daerah dilaporkan sudah punah karena tidak memiliki penutur lagi.

Hafidz menyampaikan bahwa pemerintah ingin memberikan apresiasi kepada individu dan komunitas yang telah berkontribusi besar dalam menjaga keberagaman bahasa.

"Dengan demikian, mereka memperjuangkan pelestarian bahasa daerahnya. Jangan sampai begitu yang bersangkutan meninggal dunia, bahasanya ikut terkubur, sehingga tidak ada yang diwariskan kepada generasi berikutnya," tuturnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf