
Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini menegaskan bahwa anggaran untuk Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) harus benar-benar menjawab kebutuhan rakyat.
Ia menilai dukungan anggaran bagi sektor UMKM dan ekonomi kreatif saat ini masih lemah dan jauh dari kebutuhan nyata di lapangan.
Kritik pada Program dan Pembangunan Fisik
Novita mengingatkan pemerintah agar tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memberi perhatian pada ekosistem digital dan keberlanjutan operasional UMKM.
"Banyak program yang terlihat besar di atas kertas, namun di lapangan tidak menjawab persoalan riil masyarakat. Jangan sampai hanya menambah bangunan, tetapi tidak ada nyawa dalam pengelolaannya," ungkapnya.
Ia menyoroti keberadaan Pusat Layanan Usaha Terpadu-Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (PLUT-KUMKM) yang di banyak daerah hanya menjadi bangunan kosong tanpa pengawasan dan operasional optimal.
Menurutnya, kerja sama lebih erat dengan pemerintah daerah sangat penting, termasuk dalam memastikan keberlanjutan kebutuhan dasar seperti listrik dan pendampingan digital.
Soroti Praktik E-Commerce dan Dukungan Ekonomi Kreatif
Novita juga menyoroti praktik e-commerce yang dinilai merugikan pelaku UMKM.
"Di lapangan, potongan e-commerce terhadap UMKM bisa mencapai 15 persen. Padahal aturan FAQ hanya menetapkan 8 persen. Ini jelas merugikan dan harus segera dievaluasi," ia menegaskan.
Selain itu, dukungan terhadap sektor ekonomi kreatif disebut harus lebih nyata, terutama bagi dunia perfilman yang mengangkat budaya lokal dan destinasi wisata.
Menurut Novita, film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pintu masuk wisata dan diplomasi budaya.
Ia menekankan pemerintah tidak boleh hanya berorientasi pada target serapan anggaran, melainkan harus memastikan efektivitas dan keberlanjutan program.
"RKAKL (rencana kerja anggaran kementerian lembaga) 2026 harus menjawab tantangan riil, dari royalti kreator digital, perfilman budaya, hingga UMKM yang benar-benar hidup dan berdaya saing," pungkasnya.
- Penulis :
- Arian Mesa