Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Maulid Nabi Jadi Momen Refleksi: Pilih Islam Humanis atau Radikal?

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Maulid Nabi Jadi Momen Refleksi: Pilih Islam Humanis atau Radikal?
Foto: (Sumber: Umat Islam mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Kamis (4/9/2025). Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Pemerintah Aceh diisi dengan selawat dan doa bersama untuk keselamatan bangsa. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/tom.)

Pantau - Umat Islam di berbagai daerah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir ramai memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi, sebuah tradisi yang mengundang beragam pandangan di kalangan umat Muslim.

Sebagian kalangan menganggap peringatan Maulid sebagai bentuk ibadah dan ekspresi cinta kepada Rasulullah, sementara sebagian lainnya menilainya sebagai bid’ah karena tidak dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad.

Namun, terlepas dari perbedaan itu, Maulid Nabi tetap dapat menjadi momen penting untuk merefleksikan sejauh mana umat Islam menjalankan ajaran yang dibawa Nabi secara utuh dan menyeluruh.

Islam sebagai Rahmat, Bukan Ancaman

Maulid Nabi mengajak umat menyelami Islam dari sisi humanis, sebagaimana ditegaskan dalam QS Al-Anbiya ayat 107: "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."

Ajaran Islam bukan hanya diperuntukkan bagi umat Islam atau wilayah tertentu, tetapi hadir untuk membawa kasih sayang bagi seluruh alam, termasuk umat agama lain.

Dengan dasar tersebut, munculnya paham radikal dan gerakan terorisme yang mengatasnamakan Islam sangat bertentangan dengan esensi ajaran Nabi Muhammad SAW.

Nabi telah memberi banyak contoh bahwa Islam adalah rahmat, bahkan terhadap non-Muslim.

Prof. Dr. Quraish Shihab dalam berbagai penjelasannya mengisahkan bagaimana Nabi melindungi umat Kristen Najran, menyepakati hidup berdampingan, bahkan membantu pembangunan rumah ibadah mereka tanpa menganggapnya sebagai utang.

Ini menjadi pertanyaan besar: mengapa hari ini masih ada sebagian umat Islam yang justru mengganggu rumah ibadah agama lain?

Teladan Akhlak Nabi, Penangkal Radikalisme

Pemahaman Islam yang keras terhadap agama lain maupun sesama Muslim yang berbeda pendapat justru menciptakan jurang kebencian yang jauh dari ajaran Rasulullah.

Padahal Nabi mencontohkan sikap santun dalam berbagai situasi: beliau tidak marah ketika dicaci oleh seorang Yahudi selama berhari-hari, dan tetap tenang saat diludahi dalam perjalanan.

Maulid Nabi adalah kesempatan untuk kembali menggali nilai-nilai utama Islam seperti rahmat, kasih sayang, kemanusiaan, dan toleransi.

Islam yang dibawa Nabi Muhammad adalah Islam yang memuliakan manusia, bukan menindas atau menakut-nakuti mereka yang berbeda.

Dengan semangat refleksi ini, umat Islam diharapkan semakin menjauh dari paham radikal yang mencederai ajaran Islam dan lebih meneladani akhlak Nabi yang luhur.

Penulis :
Aditya Yohan