
Pantau - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membantah isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam Tbk yang sempat viral di media sosial.
Klarifikasi dari Gubernur dan Pemerintah Daerah
Khofifah menegaskan bahwa yang terjadi bukanlah PHK massal, melainkan program pensiun dini yang ditawarkan manajemen perusahaan.
"Terkait PHK massal, yang terjadi bukan PHK massal, yang terjadi adalah pensiun dini yang ditawarkan oleh manajemen PT Gudang Garam," ungkapnya.
Ia menyebut program ini sudah berlangsung cukup lama dan hanya melibatkan sebagian kecil karyawan.
"Menurut Khofifah lagi, yang mengajukan pensiun dini ada 200 karyawan dan ini proses sudah agak lama," jelasnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Sigit Priyanto, juga menegaskan hal serupa.
"Itu di Instagram, itu saya cek sana, sama nakernya, sama manajernya, ternyata ada penawaran program pensiun dini. Sudah 200 yang datang tapi semua sudah dipenuhi," ujarnya.
Latar Belakang Isu dan Kondisi Perusahaan
Isu PHK massal ini mencuat sejak akhir pekan sebelumnya setelah beredar video viral di Instagram dan X (Twitter) yang memperlihatkan perpisahan pekerja di salah satu pabrik Gudang Garam di Tuban, Jawa Timur.
Video tersebut memicu spekulasi bahwa ribuan karyawan terkena PHK akibat tekanan keuangan perusahaan.
Pihak manajemen Gudang Garam kemudian menegaskan bahwa pabrik di Tuban tetap beroperasi normal dengan jumlah karyawan berkisar 800–850 orang.
Namun, laporan tahunan perusahaan menunjukkan adanya penurunan jumlah karyawan sejak 2019, yakni dari 32.491 orang menjadi 30.308 orang pada tahun 2024.
Penurunan tersebut diduga akibat restrukturisasi internal yang dipicu oleh kenaikan cukai rokok serta meningkatnya peredaran rokok ilegal.
Selain itu, laba bersih Gudang Garam juga tercatat anjlok 87,3 persen pada semester I-2025 menjadi Rp117,16 miliar, sehingga memunculkan dugaan efisiensi di tubuh perusahaan.
- Penulis :
- Aditya Yohan