
Pantau - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengingatkan bahwa wilayah Sumatera Barat memiliki siklus kejadian gempa bumi yang berulang setiap 50 hingga 100 tahun.
"Bencana adalah kejadian berulang. Sampai saat ini gempa Padang atau gempa Sumbar siklusnya antara 50–100 tahun", ungkap Suharyanto dalam acara The 3rd International Conference on Disaster Mitigation and Management (ICDMM) 2025 di Padang, Senin.
Peringatan ini disampaikan sebagai langkah kewaspadaan terhadap potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Gempa 2009 Jadi Pelajaran Berharga, Ribuan Rumah Rusak dan Korban Jiwa
Suharyanto mengingatkan bahwa Sumatera Barat pernah mengalami gempa besar berkekuatan magnitudo 7,6 pada 30 September 2009 di Kota Padang.
Gempa yang terjadi pada kedalaman 80 km tersebut menewaskan 1.117 orang dan merusak sekitar 300.000 rumah.
"Ini data resmi dari BNPB. Namun mungkin kondisi di lapangan ada yang menyebutkan jumlahnya lebih banyak, yakni di atas 2.000 orang", ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari kalangan ilmuwan, Sesar Mentawai menyimpan potensi pelepasan energi besar yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
"Mudah-mudahan tidak terjadi di zaman kita hidup", harap Suharyanto.
Prediksi Gempa Belum Mungkin, Mitigasi Jadi Solusi Utama
Meski ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, Suharyanto menegaskan bahwa belum ada teknologi yang mampu memprediksi waktu pasti terjadinya gempa bumi.
Ia mencontohkan bahwa teknologi di Jepang hanya mampu mendeteksi gempa 30 detik sebelum terjadi, yang dinilainya belum cukup untuk menyelamatkan diri.
Karena itu, ia menekankan pentingnya upaya mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam, khususnya gempa bumi.
Menurutnya, Provinsi Sumatera Barat harus belajar dari pengalaman gempa tahun 2009, dengan terus memperkuat sistem respons darurat dan edukasi kebencanaan bagi generasi berikutnya.
"Sudah pasti ada kekurangan dan kelemahan. Itulah yang harus dicatat dan diingat sehingga semakin hari kegiatan respons darurat bisa semakin baik dan meningkat", tegas Suharyanto.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf