Pantau - Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hasanuddin Wahid, menyatakan bahwa pertemuan empat ketua umum partai politik pada Minggu, 28 Desember 2025, membahas berbagai hal penting demi kebaikan bangsa, termasuk percepatan rehabilitasi pascabencana di Sumatera.
"Yang dibahas semua hal untuk kebaikan bangsa," ujar Hasanuddin yang akrab disapa Cak Udin kepada ANTARA di Jakarta, Senin (29/12).
Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dan dihadiri oleh Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Bahas Politik Berkeadaban hingga Agenda Pascabencana
Menurut Cak Udin, diskusi dalam pertemuan itu meliputi berbagai isu strategis, seperti pentingnya membangun politik yang berkeadaban, menjaga kesantunan dalam kehidupan demokrasi, serta mendorong gotong royong antar kekuatan politik untuk mendukung pembangunan nasional.
Saat ditanya mengenai kemungkinan pembahasan RUU Pemilu atau wacana pilkada melalui DPRD, ia menegaskan bahwa ada hal yang lebih mendesak saat ini.
"Lebih mendesak bahas percepatan rehabilitasi pascabencana Sumatera," ungkapnya.
Silaturahmi Politik dan Penguatan Koalisi
Wakil Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) sekaligus politikus Partai Golkar, Arief Rosyid Hasan, membenarkan adanya pertemuan tersebut.
"Silaturahmi dan diskusi untuk memperkuat koalisi, dan membahas beberapa agenda politik ke depan," ujar Arief.
Namun, ia tidak merinci agenda politik apa saja yang dibicarakan secara spesifik dalam pertemuan tersebut.
Arief juga membagikan sebuah foto yang memperlihatkan suasana pertemuan, di mana Zulkifli Hasan duduk di sebelah Bahlil Lahadalia dan berhadapan langsung dengan Sufmi Dasco Ahmad.
Muhaimin Iskandar tampak duduk di sebelah Dasco, tepat berhadapan dengan Bahlil.
Pertemuan ini menjadi sinyal kuat dari konsolidasi lintas partai yang mengusung semangat kerja sama politik dan respons cepat terhadap isu-isu kebangsaan.
- Penulis :
- Gerry Eka
