
Pantau – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, menegaskan pentingnya langkah edukasi dalam menghadapi fenomena judi online dan penipuan berbasis digital yang kian marak.
Menurutnya, meskipun masalah ini berlangsung di ranah online, dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia.
“Namanya mungkin judi online, penipuan secara online, tapi yang terdampak manusia-manusia Indonesia asli,” ujarnya.
Baca juga: Buronan Filipina Bakal Dipulangkan, Barter dengan DPO Judol Indonesia
Meutya Hafid, mengungkapkan alasan susahnya memberantas judi online (judol) di Indonesia.
Meutya menyebut, permasalahan pertama adalah terkait penutupan situs judi online. Menurutnya, hal tersebut memang membutuhkan tenaga ekstra.
"Kemudian tantangan-tantangan dalam menghadapi judi online. Tentu ini beda-beda di setiap kementerian. Saya akan bicara dari kementerian kami. Pengawasan terhadap situs-situs judi. Yang ditutup satu, tumbuh sepuluh atau tumbuh seratus. Itu memang memerlukan tenaga luar biasa," kata dia.
Baca juga: Sukamta: Aset Sitaan Judi Online Dapat Dirampas Negara, Dialokasikan Bagi Kepentingan Bangsa
Permasalahan berikutnya, yakni terkait kerja sama dengan perusahaan teknologi tingkat global. Meskipun komunikasi dengan perusahaan tersebut berjalan, lanjutnya, ada tantangan yang ditemukan. Misalnya, dalam menyesuaikan dan mematuhi aturan yang ada di Indonesia.
"Kemudian juga kerja sama dengan platform yang rata-rata adalah perusahaan global teknologi raksasa. Itu juga menjadi PR luar biasa. Komunikasi alhamdulillah jalan," ujarnya.
"Tapi, bagaimana membuat teman-teman dari platform teknologi besar itu mau comply dengan aturan yang ada di Indonesia. Itu tentu kita perlu bolak-balik diskusi dengan mereka, untuk kemudian mencapai solusi bahwa mereka juga ikut narasi bangsa bahwa kita sedang perang menghadapi judi online," papar dia.
Baca juga: Agar Akses Dibuka Oknum Komdigi, Pemilik Website Judi Online Wajib Bayar Rp24 Juta
Meutya menyebut, sejumlah perusahaan memang ingin terlibat membantu upaya Indonesia dalam perang melawan judol.
"Karena aturan di negara-negara lain berbeda-beda. Tapi, sudah ada komitmen dari beberapa yang ingin juga terlibatlah membantu Indonesia. Itu, sih, mungkin kenapa," katanya.
Lebih lanjut, Meutya pun menekankan bahwa seluruh pihak perlu upaya yang kompak untuk memberantas judol di Indonesia.
Baca juga: Komisi III Apresiasi Polda NTB Tangkap Pemberi Dukungan Judi Online
"Pada intinya adalah kami yakin kalau kompak, kuat, sebagaimana arahan presiden, ya. Hari ini Pak Menko meskipun lintas tapi tetap karena semuanya ter-link menjadi satu permasalahan judi online ini," ucap dia.
"Selama kompak, semuanya saya rasa insya Allah bisa ditangani," pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
"Sekali lagi, pemiskinan baru melalui judi online tidak bisa dihentikan oleh sepihak. Tapi semua pihak terlibat," tutur Cak Imin di lokasi yang sama.
"Para pendidik, pemerintah, masyarakat, dan kita semua, harus bahu-membahu mengatasi bencana sosial yang membahayakan lahirnya kemiskinan baru di Tanah Air kita," tandasnya.
Baca juga: Polisi Sita Barang Bukti Rp167 Miliar dari 24 Tersangka Kasus Judi Online Komdigi
- Penulis :
- Wulandari Pramesti