Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Pemilu 2024

Kenapa Pencoblosan Pemilu di Indonesia Masih Menggunakan Paku?

Oleh Wira Kusuma
SHARE   :

Kenapa Pencoblosan Pemilu di Indonesia Masih Menggunakan Paku?
Foto: Paku digunakan untuk mencoblos. Foto: Antara

Pantau-Pilkada serentak 2024 telah digelar, proses perhitungan pun tengah berjalan. Namun ada beberapa hal yang merik saat berada di bilik suara, salah satunya adalah paku yang masih digunakan untuk melakukan pencoblosan.

Metode pencoblosan suara dengan paku menjadi ciri khas dalam pemilu di Indonesia. Sejarah penggunaan paku dimulai sejak Pemilu 1955, pemilu pertama setelah Indonesia merdeka, yang menjadi simbol demokrasi langsung. Namun, pada masa Orde Baru di bawah Presiden Soeharto (1971-1997), paku tetap digunakan sebagai metode utama karena dinilai praktis dan cocok dengan tingkat literasi masyarakat saat itu

Eksperimen dengan Metode Lain

Seperti dilansir berbagai sumber, Kamis (28/11/2024), pada Pemilu 2004 dan 2009, Indonesia sempat mencoba metode mencontreng menggunakan pulpen. Namun, hasilnya dianggap tidak efektif karena banyak suara yang dinyatakan tidak sah akibat kesalahan teknis dan kurangnya pemahaman pemilih mengenai cara memberikan tanda yang benar. Setelah itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan untuk kembali ke metode pencoblosan dengan paku pada Pemilu 2014 hingga sekarang, dengan alasan lebih mudah dipahami dan mengurangi risiko suara tidak sah

Alasan Tetap Menggunakan Paku

Meski terlihat sederhana, paku dianggap lebih efisien di tengah berbagai tantangan logistik dan tingkat pemahaman masyarakat yang masih beragam. Selain itu, infrastruktur pemilu di Indonesia yang tersebar hingga ke daerah terpencil menjadikan paku sebagai alat yang lebih praktis dibandingkan metode digital atau elektronik

Baca juga: Pantau Tahapan Pilkada Serentak 2024, Pencoblosan 27 November

Bagaimana Negara Lain?

Saat ini, metode pencoblosan dengan paku sudah jarang digunakan di dunia. Banyak negara, termasuk negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura, telah beralih ke metode digital atau ballot paper dengan tanda centang atau lingkaran. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris bahkan menggunakan pemungutan suara elektronik di beberapa wilayah, meski ada pula yang tetap mengandalkan kertas suara tradisional

Di tengah perkembangan teknologi dan peningkatan literasi di Indonesia, masih ada perdebatan apakah penggunaan paku akan terus dipertahankan atau digantikan dengan metode lain yang lebih modern. Namun, hingga saat ini, paku tetap menjadi simbol tradisi demokrasi Indonesia yang khas dan unik di antara negara-negara lain.

Penulis :
Wira Kusuma
Editor :
Khalied Malvino