
Pantau - Komisi II DPR RI menyoroti tingginya angka golongan putih (golput) atau pihak yang tidak berpartisipasi dalam Pilkada serentak 2024.
Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, menduga fenomena ini dipengaruhi oleh jadwal pemilu yang padat dan berdekatan, termasuk Pilkada, Pemilihan Presiden (Pilpres), dan Pemilihan Legislatif (Pileg).
"Komisi II sedang mencermati apakah keserentakan pemilu justru menimbulkan anomali terhadap partisipasi masyarakat. Dekatnya jadwal pileg, pilpres, dan pilkada juga diduga berdampak pada rendahnya tingkat partisipasi pemilih," ujar Rifqi saat dikonfirmasi, Jumat (29/11/2024).
Berdasarkan hasil quick count Litbang Kompas, tingkat golput tertinggi di Pulau Jawa tercatat di Jakarta dengan 42,07 persen. Disusul Jawa Barat (33,66 persen), Jawa Timur (30,15 persen), dan Jawa Tengah (26,44 persen).
Baca Juga: Pilkada Tetap Berjalan Lancar Meski Partisipasi Publik Masih Rendah
Selain masalah golput, Rifqi juga menyoroti praktik politik uang yang masih marak dalam pelaksanaan Pilkada 2024. Menurutnya, aturan mengenai pelarangan dan sanksi terhadap politik uang perlu dirumuskan ulang agar lebih efektif.
"Terkait pembuktian politik uang, kita harus memastikan proses tersebut dapat langsung menyentuh kandidat yang melanggar dan memberikan sanksi tegas kepada mereka," jelas politikus Partai Nasdem itu.
Rifqi menegaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam pemilu harus tetap menjadi prioritas. Oleh karena itu, Komisi II DPR akan terus mengkaji langkah-langkah strategis untuk meningkatkan partisipasi dan menekan angka golput pada pemilu mendatang.
- Penulis :
- Aditya Andreas