Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Tarif 32 Persen AS Ancam Ekspor Udang, KNTI Desak Pemerintah Genjot Pasar Eropa dan Asia

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Tarif 32 Persen AS Ancam Ekspor Udang, KNTI Desak Pemerintah Genjot Pasar Eropa dan Asia
Foto: KNTI dorong ekspansi pasar ekspor udang Indonesia ke Eropa dan Asia pasca tarif tinggi AS

Pantau - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) mendorong pemerintah dan eksportir nasional untuk segera memperluas pasar ekspor udang ke Jepang, China, Malaysia, serta negara-negara Eropa sebagai respons atas kebijakan tarif 32 persen yang diterapkan Amerika Serikat terhadap produk dari Indonesia.

Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, menyatakan bahwa kenaikan tarif impor tersebut sangat berdampak pada sektor perikanan nasional, terutama produk udang olahan yang selama ini menjadi andalan ekspor ke pasar AS.

" Pemerintah Indonesia juga harus segera mengeksekusi kerja sama perdagangan yang lebih kongkret untuk mengakselerasi ekspor ke pasar Inggris, Belanda, Denmark dan Jerman untuk produk udang olahan," ujarnya.

Dominasi Pasar AS Melemah, Indonesia Harus Segera Diversifikasi

Sepanjang tahun 2024, ekspor perikanan Indonesia ke AS mencapai 1,90 miliar dolar AS atau 32 persen dari total nilai ekspor perikanan nasional, dengan produk udang beku dan olahan menjadi kontributor utama.

Namun, dengan diberlakukannya tarif resiprokal, posisi Indonesia di pasar AS terancam kalah bersaing dari negara-negara eksportir lain seperti Ekuador, India, dan Vietnam.

Ekuador hanya dikenai tarif 10 persen, India 26 persen, sementara Vietnam bahkan 46 persen, namun dinilai berpeluang mendapat kesepakatan dagang yang lebih baik setelah komunikasi cepat antara PM Vietnam dan Presiden AS Donald Trump.

" Nampaknya Vietnam akan mendapatkan kesepakatan yang cukup baik pascakomunikasi cepat dan agresif antara PM Vietnam dengan Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu," ungkap Dani.

Selain tarif, Indonesia juga menghadapi tantangan daya saing karena tuduhan praktik dumping dan penurunan produksi akibat penyakit udang.

Hilirisasi Jadi Kunci, Kembangkan Industri Turunan Perikanan

Dani Setiawan menekankan bahwa strategi ekspor Indonesia ke depan harus beralih ke penguatan hilirisasi dengan mengembangkan industri pengolahan hasil laut yang bernilai tambah tinggi.

" Hal ini dimaksudkan untuk dua hal yaitu menghasilkan nilai tambah yang lebih besar dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas," katanya.

Ia menambahkan, kontribusi udang olahan Indonesia di pasar global saat ini masih sekitar 12,29 persen, sehingga peluang untuk memperbesar pangsa pasar masih sangat terbuka, terutama di wilayah Eropa dan Asia yang belum tergarap maksimal.

Menurut KNTI, Indonesia harus segera merancang pengembangan industri turunan komoditas kelautan untuk menjawab tantangan ekspor yang kini semakin kompetitif.

Penulis :
Pantau Community