
Pantau.com - Pemerintah Malaysia berencana menggratiskan tarif tol. Kebijakan ini dapat dilakukan karena beban biaya tol dipindahkan ke tarif pajaknya. Kalau di Indonesia mungkinkah kebijakan ini diterapkan?
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan kebijakan ini cukup sulit diterapkan di Indonesia. Pasalnya kata dia ada beberapa indikator yang belum dicapai oleh RI.
"Pertama, tax ratio kita masih di bawah Malaysia jauh, kedua sebenarnya kalau tol itu kan alternatif buat masyarakat, artinya kalau masyarakat dapat manfaat silahkan naik tol tapi kan pemerintah juga menyediakan alternatifnya. Jadi sebenarnya enggak mesti digratiskan sih kalau untuk tol," ujarnya saat ditemui dalam diskusi 'Membangun Infrastruktur yang Tepat Sasaran', di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Rabu (27/2/2019).
Baca juga: Pengusaha: Sopir Masuk Tol Rp700 Ribu, Keluar Tol Hemat Rp500 Ribu
Sebab kata dia, jika melihat efektivitas waktu keberadaan infrastruktur jalan tol sangat membantu. Sebab kata dia, antara tarif yang diterapkan dan manfaat yang didapat menurutnya sudah sesuai.
"Melihat dari sisi efektivitas waktu, saat ini kan sudah tersambung, ya Trans Jawa itu, sudah secara opportunity cost konsumen sudah masuk, artinya dia diantara membayar dengan efisiensi waktu yang diperoleh masih worthed-lah efisien," paparnya.
Menurutnya, yang menjadi urgensi seharusnya adalah bagaimana infrastruktur dapat mendorong biaya logistik menjadi semakin efisien.
Baca juga: Survei: Perilaku Utang Naik hingga 48 Persen di Kalangan Usia 25-34
"Yang jadi persoalan bagaimana seluruh konektivitas itu betul-betul mampu menurunkan biaya logistik itu ke depan yang harus dipikirkan. Logistik itu kan bicara perpindahan barang," ungkapnya.
Sebab kata dia, saat ini kontribusi tol untuk logistik masih minim. Padahal sejak awal pembangunan jalan tol di Indonesia dimaksudkan untuk kemudahan pengiriman logistik. Berbeda dengan Malaysia yang sebagian besar pengiriman logistiknya mengandalkan jalur laut.
"Sementara kontribusi tol untuk perpindahan barang itu berapa persen untuk bisa berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik. Itu yang harus benar-benar dievaluasi," tegasnya.
"Kalau malaysia desain dari awalnya sudah berbeda, jadi logistik di Malaysia, itu hampir seluruh kawasan Industri di Malaysia itu semuanya di bibir pantai. Jadi transportasi logistik nya itu mengandalkan laut memang, padahal dia bukan kepulauan," pungkasnya.
rn- Penulis :
- Nani Suherni