billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

APBN Berkontribusi 14 Persen, Jokowi: Kasih Kesempatan Swasta, Jangan BUMN

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

APBN Berkontribusi 14 Persen, Jokowi: Kasih Kesempatan Swasta, Jangan BUMN

Pantau.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, bahwa kontribusi APBN hanya 14 sampai 16 persen terhadap ekonomi Indonesia. Artinya, sisanya itu berada di peran sektor swasta. Karena itu, swasta harus diberikan terlebih dahulu kalau ada peluang atau opportunity, ada kesempatan.

“Hati-hati jangan dikit-dikit diambil BUMN. Swasta dulu, kalau swasta tidak mampu mengerjakan, artinya internal rate of return-nya rendah silakan BUMN yang mengerjakan,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2019, di Rafles Hotel, Jakarta, Kamis 28 November 2019 malam.

Presiden Jokowi menilai tentu saja, biasanya ada suntikan dari yang namanya PMN (Penambahan Modal Negara). Dia bisa karena disuntik PMN.

“Kalau swasta tidak mau, BUMN tidak mau, baru pemerintahlah lah yang harus mengerjakan. karena mungkin memang berada pada posisi yang tidak untung bener. Selalu saya sampaikan itu,” tegas Presiden.

Baca juga: Dana Desa Dipakai Nikah Lagi, Mendes: Malah APBN Ada yang Dipakai Selingkuh

Sebelumnya pada awal sambutannya Presiden Jokowi mengadaptasi film ‘Cast Away’, saat pesawat kargo Chuck Nolland yang diperankan oleh Tom Hanks jatuh ke dalam sebuah pulau dan hanya ada satu orang yang bisa bertahan hidup, dalam menghadapi kesulitan.

Menurut Presiden, kenapa Chuck Nolland bisa bertahan hidup dan akhirnya selamat, ini kalau dihubung-hubungkan dengan ketidakpastian tadi, yang pertama harus mampu bertahan di tengah kesulitan yang menimpa dirinya.

“Ini Chuck Noland mengalami ini. Jadi mampu bertahan di tengah kesulitan yang menimpa dirinya,” terang Presiden.

Yang kedua mampu mencari sumber baru yang dapat mendukung upaya untuk tetap bertahan. Artinya, lanjut Presiden, kita harus mampu mencari sumber baru yang akan kita hubungkan dengan ekonomi nanti. 

Mampu mencari sumber baru yang dapat mendukung upaya untuk tetap bertahan. Dan yang ketiga tetap optimistis dalam menghadapi berbagai tekanan. Jangan kalau ada tekanan eksternal kita langsung berbicaranya pesimis, ngomongnya selalu menunggu wait and see, ya enggak akan memecahkan masalah.  “Tiga hal ini penting untuk kita ingat, “ tegas Presiden Jokowi. 

Baca juga: Lampaui Target, Anggaran BPJS Akan Diambil dari APBN

Untuk itu, Presiden mengajak semuanya harus bersyukur negara kita masih diberi pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Bahkan kalau dibandingkan dengan negara-negara G20 kita ini masih di ranking yang ke-3. “Lha kalau tidak, kita tidak bersyukur, artinya kita ini kufur nikmat. Kufur nikmat, tidak mensyukuri pertumbuhan di atas 5 persen tadi,” kata Presiden Jokowi.

Yang kedua, terhadap tekanan ekonomi global yang penuh ketidak pastian, menurut Presiden, ini adalah kenyataan harus kita carikan solusinya. Namun Presiden melihat masih banyak peluang-peluang yang bisa kita kerjakan. Yang ketiga, apa yang harus kita kerjakan di luar fiskal dan moneter.

“Saya sudah jaga, moneter, keuangan, BI, OJK, fiskalnya silakan prudent (hati-hati), Menteri Keuangan. Saya mengerjakan diluar itu,” tutur Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua OJK Wimboh Santoso, dan juga Wakil Presiden RI ke-11 Boediono.
Penulis :
Tatang Adhiwidharta