
Pantau - Pemerintah Pakistan mengerahkan militer pada Selasa (26/11/2024) setelah ribuan pendukung mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan yang dipenjara mencapai pinggiran ibu kota, Islamabad. Keputusan ini diambil untuk mengatasi ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut.
Menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Pakistan, militer dikerahkan untuk memastikan keamanan di wilayah tersebut.
Radio Pakistan yang dikelola negara melaporkan, Kemendagri juga memberikan wewenang kepada militer untuk memberlakukan jam malam di area yang dianggap perlu demi menjaga ketertiban umum.
Baca juga:
- Imran Khan Tuduh Otoritas Penjara Pakistan Lakukan Penyiksaan
- Bentrokan Berdarah di Kurram, Gencatan Senjata Diumumkan
Lebih jauh lagi, militer diberi izin untuk mengambil sederet langkah ekstrem, termasuk menembak para perusuh yang beruapaya melawan jika situasi semakin memburuk.
Aksi protes terus berlangsung sengit di luar Islamabad. Ribuan demonstran yang terdiri dari pendukung partai Imran Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), berusaha memasuki ibu kota.
Dalam rekaman video yang tersebar di TV dan media sosial, tampak polisi melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa yang merangsek masuk ke kota.
Baca juga:
- Serangan Brutal di Pakistan, 38 Tewas dan 29 Terluka
- Serangan ISIS Tewaskan Politisi Jamaat-e-Islami di Pakistan
Media yang dikelola negara melaporkan, sedikitnya enam petugas keamanan tewas sejak Senin (25/11/2024) dalam bentrokan yang berlangsung antara polisi dan para demonstran.
Pemerintah menuduh anggota PTI menyerang pasukan keamanan dan membunuh mereka. Namun, PTI membantah tuduhan itu dan mengklaim beberapa anggota paramiliter tewas setelah tertabrak kendaraan milik Pakistan Rangers.
Selain itu, PTI juga mengungkapkan, sedikitnya 20 anggotanya ditembak oleh pasukan paramiliter, dengan jumlah korban yang terus meningkat.
- Penulis :
- Khalied Malvino