
Pantau – Hampir 50 orang, termasuk tiga tenaga medis dan pekerja, tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam sebuah gedung di dekat markas Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza Utara, Kamis (26/12/2024).
Direktur RS Kamal Adwan, Hussam Abu Safia mengatakan, korban tewas terjebak di bawah reruntuhan gedung yang dibom pesawat tempur Israel di kawasan Proyek Beit Lahia.
“Sekitar 50 syuhada, termasuk tiga staf medis kami, berada di bawah reruntuhan setelah gedung tempat mereka tinggal dengan keluarga dibombardir pesawat tempur Israel,” ungkap Abu Safia dalam pernyataan resmi, melansir Anadolu, Jumat (27/12/2024).
Baca juga:
- Hanya 12 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Gaza Utara dalam 2,5 Bulan
- Hamas Kecam Serangan Israel ke RS Kamal Adwan di Gaza Utara
Korban yang gugur di antaranya adalah Ahmed Samour yang juga dokter anak, Israa selaku teknisi laboratorium, dan Fares sebagai teknisi pemeliharaan di RS Kamal Adwan.
Sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran di Gaza Utara pada 5 Oktober 2024 untuk mencegah kelompok Hamas bangkit kembali, mereka menuduh Israel berusaha menguasai wilayah tersebut dan memaksa warga Gaza untuk mengungsi.
Sejak itu, bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar tidak diizinkan masuk ke Gaza. Sehingga memaksa penduduk yang tersisa menghadapi kelaparan akut.
Baca juga:
- Tragis! Israel Hantam Rumah di Gaza, Dua Keluarga Tewas Tertimbun
- Indonesia Kecam Pengeboman Rumah Sakit Kamal Adwan oleh Israel
Lebih dari 45.000 orang Palestina telah tewas akibat serangan Israel sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menghancurkan hampir seluruh wilayah Gaza.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait perang di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas aksi biadabnya di wilayah tersebut.
- Penulis :
- Khalied Malvino