
Pantau - Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan 915 truk bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza pada Senin (20/1/2025), hari kedua gencatan senjata antara Israel dan Hamas, setelah perang 15 bulan yang melelahkan.
Baca juga: 552 Truk Bantuan Masuk Gaza, Gencatan Senjata Dimulai
Informasi ini didapatkan dari Israel dan para penjamin gencatan senjata, yaitu Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir. Sebelumnya, pada Minggu (19/1/2025), PBB mencatat sekitar 630 truk bantuan telah memasuki wilayah Palestina tersebut, dengIan setidaknya 300 truk diarahkan ke Gaza utara, di mana para ahli memperingatkan ancaman kelaparan yang mengintai.
Perjanjian gencatan senjata mensyaratkan pengiriman 600 truk bantuan setiap hari selama enam pekan pertama, termasuk 50 truk bahan bakar. Setengah dari total truk bantuan ini ditujukan untuk Gaza utara.
Data dari Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menunjukkan sebanyak 2.892 truk bantuan memasuki Gaza sepanjang Desember 2024. Bantuan ini diserahkan di sisi perbatasan Gaza untuk kemudian didistribusikan oleh PBB.
Namun, aktivitas gangster dan penjarah memperumit situasi. Data OCHA mengungkapkan dari total tersebut, hanya 2.230 truk bantuan—rata-rata 72 truk per hari—yang berhasil didistribusikan sepanjang Desember 2024. Antara 1-5 Januari 2025, rata-rata distribusi turun menjadi 51 truk per hari.
Sementara itu, Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, dan 2,3 juta penduduk pra-perang telah kehilangan tempat tinggal berkali-kali. Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut situasi kemanusiaan di Gaza sebagai “bencana besar.”
Baca juga: Timeline Serangan Israel hingga Gencatan Senjata Gaza Terwujud
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin (20/1/2025), Guterres menegaskan pihaknya masih menghadapi "hambatan, tantangan, dan kendala yang signifikan." Dia meminta akses cepat, aman, dan tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan.
"Visa, izin, dan persyaratan lain harus segera dipenuhi agar bantuan yang sangat dibutuhkan bisa disalurkan. Kami membutuhkan perlengkapan teknis, perlindungan, dan komunikasi yang memadai," ujarnya kepada 15 anggota dewan.
Guterres juga mendesak Israel dan Hamas untuk berkoordinasi dengan PBB secara efektif, termasuk pemulihan keamanan publik guna mencegah penjarahan pasokan kemanusiaan.
Dia meminta negara-negara lain untuk menerima pasien yang membutuhkan perawatan medis, memastikan pasokan komersial yang memadai masuk ke Gaza, serta melakukan pembersihan alat peledak di wilayah tersebut.
Israel menuduh Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dalam serangan 7 Oktober 2023 hingga memicu konflik, sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza melaporkan lebih dari 47.000 warga Palestina tewas akibat perang ini.
Sumber: Reuters
- Penulis :
- Khalied Malvino