Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

552 Truk Bantuan Masuk Gaza, Gencatan Senjata Dimulai

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

552 Truk Bantuan Masuk Gaza, Gencatan Senjata Dimulai
Foto: Truk-truk pembawa bantuan kemanusiaan tiba di Jalur Gaza melalui perbatasan Kerem Shalom (Karem Abu Salem), pada Minggu (19/1/2025). (Getty Images)

Pantau - Sebanyak 552 truk bantuan kemanusiaan berhasil memasuki Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah pada Minggu (19/1/2025), menandai dimulainya pelaksanaan gencatan senjata yang telah lama ditunggu. Bantuan ini menjadi bagian dari upaya global untuk mengurangi dampak krisis kemanusiaan akibat perang berkepanjangan di wilayah tersebut.

Baca juga:

"Sejak Minggu pagi, 552 truk bantuan kemanusiaan telah memasuki Jalur Gaza melalui perbatasan, termasuk 242 truk yang ditujukan untuk wilayah utara," ungkap seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Gaza kepada Anadolu Agency.

Ratusan truk itu membawa berbagai kebutuhan mendesak seperti bahan bakar, perlengkapan medis, bahan makanan, serta sayuran dan buah-buahan. Upaya logistik terus dilakukan untuk mempercepat masuknya bantuan guna memenuhi kebutuhan dasar penduduk Gaza yang semakin kritis.

Terpisah, laporan dari Al-Qahera News Channel mengungkapkan bahwa 330 truk tambahan, termasuk 20 truk bahan bakar, telah melintasi perbatasan yang dikendalikan Israel di Al-Auja dan Kerem Shalom, bagian selatan Jalur Gaza.

Baca juga:

Gencatan senjata di Gaza resmi dimulai pada pukul 11.15 waktu setempat setelah sempat tertunda selama beberapa jam. Penundaan ini disebabkan oleh tuduhan Israel bahwa Hamas gagal menyerahkan daftar tahanan yang akan dibebaskan tepat waktu. Padahal, gencatan senjata awalnya dijadwalkan berlaku sejak pukul 08.30 pagi.

Sejak konflik memuncak pada 7 Oktober 2023, agresi militer Israel telah menewaskan hampir 47.000 jiwa, termasuk mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut data dari otoritas kesehatan lokal. Lebih dari 110.700 orang lainnya terluka, dengan ribuan lainnya masih dinyatakan hilang.

Konflik ini juga menyebabkan kehancuran besar-besaran di berbagai sektor, mulai dari infrastruktur hingga layanan kesehatan. Kekurangan makanan, air bersih, listrik, dan bahan bakar menciptakan situasi darurat yang membuat ribuan lansia dan anak-anak kehilangan nyawa.

Baca juga:

Pada November 2023, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga dihadapkan pada gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait tindakannya di wilayah yang kini menjadi pusat salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Meski gencatan senjata telah berlaku, situasi di Gaza tetap kritis. Organisasi kemanusiaan internasional dan lokal terus menyerukan bantuan tambahan untuk mendukung pemulihan di wilayah tersebut. Upaya diplomasi juga diharapkan dapat memperkuat gencatan senjata agar kekerasan tidak kembali terjadi.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Khalied Malvino