Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

UEA Kecam Pernyataan Netanyahu terhadap Qatar, Tegaskan Stabilitas Teluk Harus Dijaga

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

UEA Kecam Pernyataan Netanyahu terhadap Qatar, Tegaskan Stabilitas Teluk Harus Dijaga
Foto: (Sumber: Ilustrasi negara Uni Emirat Arab (UAE)./ANTARA/Anadolu/py)

Pantau - Uni Emirat Arab (UEA) secara resmi mengecam pernyataan bermusuhan yang dilontarkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terhadap Qatar, dan memperingatkan bahwa retorika semacam itu dapat mengancam stabilitas kawasan Teluk.

Serangan ke Qatar Dinilai Ancaman terhadap Keamanan Kolektif Teluk

Kecaman UEA disampaikan melalui pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri pada Kamis (11/9), menanggapi komentar Netanyahu yang mengandung ancaman terhadap Qatar di tengah kritik internasional atas serangan mematikan Israel di Doha.

UEA menegaskan bahwa keamanan dan stabilitas Qatar adalah bagian yang tak terpisahkan dari keamanan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).

Menurut UEA, setiap bentuk serangan terhadap anggota GCC merupakan serangan terhadap kerangka keamanan kolektif kawasan tersebut.

Dalam pernyataannya, UEA juga menolak retorika Netanyahu dan memperingatkan bahwa pernyataan semacam itu dapat "merusak stabilitas kawasan dan mendorongnya ke arah yang sangat berbahaya."

Netanyahu Bandingkan Serangan dengan Perburuan Al-Qaeda, Qatar Bereaksi Keras

Pernyataan kontroversial Netanyahu disampaikan setelah serangan Israel di ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (9/9), yang menewaskan lima anggota Hamas dan seorang petugas keamanan Qatar.

Netanyahu menyatakan kepada Qatar, "Jika Anda tidak mengusir mereka (Hamas) atau menyeret mereka ke pengadilan, maka kami yang akan melakukannya."

Ia juga membandingkan operasi Israel tersebut dengan upaya Amerika Serikat memburu Al-Qaeda setelah serangan 11 September 2001.

Qatar menolak keras perbandingan tersebut dan menyebutnya sebagai "pembenaran baru yang menyedihkan bagi praktik keji Israel."

Qatar juga menilai tindakan itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negaranya dan hukum internasional.

Dalam pernyataan resminya, Qatar menyebut serangan Israel sebagai "tindakan pengecut" dan menegaskan bahwa mereka tidak akan menoleransi "tindakan ceroboh" dari Israel.

Hamas memastikan bahwa jajaran pimpinannya selamat dari serangan tersebut.

Qatar sendiri saat ini memegang peran penting sebagai mediator dalam konflik Israel-Gaza bersama Amerika Serikat dan Mesir.

Perang di Gaza, yang dimulai sejak Oktober 2023, telah menewaskan lebih dari 64.700 warga Palestina dan terus menuai kecaman dari berbagai pihak internasional.

 

Penulis :
Ahmad Yusuf