
Pantau - Presiden Nepal Ramchandra Paudel mengeluarkan seruan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama menjaga perdamaian dan ketertiban, setelah gelombang protes yang melanda negara itu sejak awal pekan menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai lebih dari 1.300 lainnya.
Pemerintah Akui Tanggapi Tuntutan Demonstran
Dalam pernyataan resminya pada Kamis (11 September 2025), Presiden Paudel menegaskan bahwa pemerintah tengah melakukan sejumlah langkah untuk merespons tuntutan pengunjuk rasa.
“Saya mengimbau semua pihak agar percaya bahwa upaya sedang dilakukan untuk segera memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa, serta bekerja sama menjaga perdamaian dan ketertiban secara tertib,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya melindungi demokrasi dan menegakkan hukum di tengah situasi yang memburuk.
Aksi protes yang awalnya berlangsung damai kini berubah menjadi kerusuhan besar, termasuk penyerangan terhadap rumah-rumah pejabat tinggi negara, pembakaran gedung parlemen, serta perusakan kantor-kantor pemerintah.
Pemerintah telah memberlakukan jam malam dan melarang kegiatan berkumpul guna mengendalikan situasi.
Tentara Nepal dikerahkan ke seluruh wilayah, dan aparat keamanan melakukan penangkapan serta penyitaan senjata dari demonstran.
14 Ribu Napi Kabur, Situasi Semakin Mencekam
Juru bicara Kepolisian Nepal, Binod Ghimire, mengungkapkan bahwa sebanyak 14.307 narapidana melarikan diri dari berbagai penjara selama gelombang protes berlangsung.
Situasi ini memperburuk kondisi keamanan nasional dan mempercepat eskalasi krisis politik di negara tersebut.
Protes meletus sebagai respons terhadap kebijakan kontroversial pemerintah yang melarang akses ke media sosial seperti Facebook, Instagram, dan YouTube.
Larangan tersebut memicu kemarahan besar di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z, yang menilai kebijakan itu sebagai bentuk pembatasan kebebasan berekspresi.
Ketidakpuasan terhadap praktik korupsi dan memburuknya kondisi ekonomi turut memperparah situasi.
Pada puncak krisis, Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri pada Selasa (9 September 2025).
Di hari yang sama, Panglima Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel menyampaikan pidato publik yang menyerukan ketenangan dan mengajak semua pihak untuk memilih jalur dialog guna menyelesaikan konflik.
Kondisi di Nepal saat ini masih belum stabil, dengan militer dan pasukan keamanan tetap bersiaga penuh di seluruh wilayah.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf