HOME  ⁄  Lifestyle

Cerita Soimah Dikira Maling oleh Petugas Pajak

Oleh Syahrul Ansyari
SHARE   :

Cerita Soimah Dikira Maling oleh Petugas Pajak
Pantau - Artis Soimah Pancawati mengungkapkan pengalaman buruknya dengan petugas pajak. Ia mengatakan pada 2015, datang ke rumah orang pajak buka pagar tanpa kulonuwun.

"Tiba-tiba sudah di depan pintu yang seakan-akan saya tuh mau melarikan diri," kata Soimah dalam sebuah wawancara di Youtube, Jumat (7/4/2023).

Kedua, saat dirinya membeli rumah seharga Rp 430 juta dengan cara dicicil. Hambatan datang datang dari perpajakan karena tidak percaya rumah di daerah itu harganya Rp 650 juta.

"Lho tapi kan aku beli Rp 430 juta," katanya.

Ia mengaku dikira menurunkan harga. Padahal deal-dealannya ada, notanya ada.

"Nggak mungkin masa Soimah beli rumah harga Rp 430 juta. Lha emang ada ukurannya Soimah harus beli rumah harga berapa miliar gitu?" katanya.

Pengalaman ketiga terkait Pendopo Tulungo yang dia bangun di Yogyakarta. Tujuannya untuk mewadahi para seniman.

"Pendopo belum jadi, udah dikelilingi sama orang pajak," katanya.

Ia mengatakan pendopo itu didatangi petugas pajak, diukur dari pukul 10 pagi sampai 5 sore.

"Direkam, difotoin, saya simpan fotonya siapa yang ngukur, masih ada fotonya saya simpan," katanya.

Soimah pun heran mereka itu orang pajak atau tukang. Kok bisa-bisanya ngukur dari 10 pagi sampai jam 5 sore.

"Arep ngopo?" katanya.

Akhirnya, lanjut dia, pendopo itu disimpulkan nilainya hampir Rp 50 miliar. Padahal ia yang bangun, belum tahu total habisnya berapa.

"Orang belum rampung total," katanya.

Peristiwa berikutnya terjadi pada Maret 2023. Dia mendapat surat peringatan agar segera membayar pajak tapi dengan bahasa yang tidak manusiawi.

"Kayak-kayak maling lah," katanya.

Tak sampai di sana, Soimah juga membeberkan petugas pajak pernah mendatangi rumahnya di Yogyakarta dengan mengajak debt collector. Ia dituduh menghindari petugas pajak.

Padahal posisinya sering di Jakarta untuk bekerja. Sedangkan alamat KTP di tempat mertuanya.

"Selalu didatangi. Bapak selalu dapat surat, bapak kan kepikiran, nggak ngerti apa-apa," katanya.

Kemudian, orang pajak itu datang ke tempat kakak suaminya dengan membawa dua orang debt collector. Lalu gebrak meja.

"Itu di rumah kakak saya," katanya.

Soimah menyesalkan sikap petugas pajak tersebut. Padahal, selama ini ia taat membayar pajak. Selain itu, hartanya halal, bukan dari korupsi atau pencucian uang.

"Saya itu kan kerja hasil dari jerih payah, proses yang panjang, keringat saya sendiri, bukan hasil maling, bukan hasil korupsi. Kok saya diperlakukan seakan-akan saya ini bajingan, saya ini koruptor?" katanya.
Penulis :
Syahrul Ansyari