
Pantau - Seorang pria berinisial MBA (20), yang melakukan penganiayaan terhadap pacarnya di dalam lift di Jakarta Barat, telah ditangkap dan dijadikan tersangka oleh pihak kepolisian. MBA, yang melakukan kekerasan terhadap pacarnya AIP (20), kini terancam hukuman penjara selama 2 tahun 8 bulan.
Dilansir dari detiknews, hal tersebut disampaikan Kapolsek Cengkareng, Kompol Hasoloan Situmorang dalam keterangan pers di Polres Metro Jakbar, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (21/8). Pria tersebut dijerat pasal 351 ayat 1 KUHP yaitu dengan ancaman 2 tahun 8 bulan atau denda paling banyak 4.500 rupiah.
Dari kasus diatas merupakan satu dari banyaknya kasus kejahatan yang dilakukan oleh seorang pria kepada pasangannya dan berhasil terungkap. Bahkan akhir-akhir ini juga sosial media dijadikan tempat untuk menyebarluaskan kebungkaman dari para istri atau pasangan yang berhasil bertahan di hubungan toxic. Tidak segan-segan, mereka berani mengungkapkan perilaku kejahatan pasangannya beserta video lengkap atau foto sebagai barang bukti perbuatan kejahatan dari pasangan mereka.
Setiap orang pasti ingin mempunyai hubungan yang sehat, baik dalam hal pertemanan, percintaan, maupun keluarga. J.A. McGruder dalam bukunya yang berjudul Cutting Your Losses From a Bad or Toxic Relationship, toxic relationship merupakan kondisi di mana di dalamnya terdapat perilaku secara emosional yang dilampiaskan oleh seseorang kepada pasangannya hingga melukai fisik pasangannya.
Hal ini menunjukkan bahwa perilaku MBA dapat dikategorikan sebagai hubungan toxic. Karena terindikasi adanya kekerasan baik fisik, verbal maupun emosional pada pasangan.
Tidak semua orang yang sedang berada dalam hubungan toxic dapat menyadari situasinya sendiri. Bahkan beberapa dari mereka menganggap perlakuan yang mereka dapatkan merupakan hal normal.
Berdasarkan kasus diatas, dilansir dari Siloamhospital.com mari kita kenali beberapa tanda hubungan toxic demi menjaga kesehatan mental kita.
- Tidak bisa menjadi diri sendiri: Sulit menjadi diri sendiri karena adanya kontrol dari orang lain, kondisi ini membuat kita selalu bersikap tidak seperti dirinya sendiri.
- Selalu dikontrol: Ada satu pihak yang mendominasi hubungan, bersikap patriarki dan memegang kendali hubungan.
- Tidak mendapat dukungan: Apabila pasangan mendapatkan suatu pencapaian, malah dianggap sebagai suatu kompetisi. Hal ini membuat mereka tidak saling mendukung.
- Tidak mendapat kepercayaan: Selalu muncul rasa cemburu secara berlebihan.
- Terlalu sering dibohongi
- Mengalami kekerasan: Kekerasan baik dalam bentuk verbal maupun non verbal.
- Tidak terjalin komunikasi yang baik
Lantas apa yang harus dilakukan untuk keluar dari lingkaran toxic relationship? Melansir dari Psychology Today, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan:
Berhentilah menghakimi diri sendiri
Menghakimi diri sendiri karena berada dalam pola yang tidak sehat tidak akan pernah membuat kalian merasa lebih baik, sedikit pun tidak. Karena itu, sadarilah bahwa hubungan toxic itu menyakitkan, dan ketika kalian menghakimi diri sendiri, kalian justru malah menambahkan penderitaan pada rasa sakit itu.
Baca juga: Mengungkap Sisi Psikologis di Balik Kasus Tabrakan Mahasiswi dan Ibu Rumah Tangga di Pekanbaru |
Bicaralah kepada seseorang yang dipercaya
Ketika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik, dan kita tidak mau membaginya dengan siapa pun, semuanya bisa terasa sangat membebani dan menakutkan. Membuka diri kepada teman atau anggota keluarga memang tidak akan serta-merta menyelesaikan masalah, tetapi bisa membantu kalian merasa tidak sendirian dan terisolasi. Berbicara kepada seseorang yang dapat memberi ruang bagi kalian penting karena beban yang berat akan terasa lebih ringan jika dibagi.
Bergabunglah dengan kelompok pendukung
Mungkin kalian belum 100 persen siap untuk meninggalkan hubungan, dan hal itu tidak apa-apa. Mengakhiri hubungan yang tidak stabil dan toxic bukanlah usaha yang bisa dilakukan dalam semalam bagi semua orang. Ini adalah proses yang membutuhkan tingkat kesadaran, pemahaman, dan penerimaan. Bergabung dengan kelompok pendukung dapat memberikan dorongan dan penghiburan serta dapat membantu kalian menemukan solusi yang tepat.
Mencari bantuan profesional
Mencari bantuan profesional untuk melakukan terapi dapat membantu kalian mengembangkan kesadaran dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang alasan mengapa pola ini terus terjadi dalam hubungan. Juga dapat membantu mengatasi trauma saat ini dan masa lalu serta membantu kalian keluar dari hubungan tersebut dengan wawasan, perspektif, dan yang terpenting, kedamaian.
Kesimpulan
Penting untuk mengenali tanda-tanda ini sejak dini dan mengambil tindakan yang tepat, seperti mencari bantuan dari teman, keluarga, atau profesional. Memutuskan hubungan toxic bisa sangat sulit, tetapi merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan diri. Hubungan yang sehat seharusnya didasarkan pada saling mendukung, komunikasi yang terbuka, dan rasa hormat.
Laporan: Aulia Rahma
- Penulis :
- Latisha Asharani