Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Kekuatan dari Rasa Syukur: Untuk Kesehatan Mental maupun Kehidupan Sosial

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Kekuatan dari Rasa Syukur: Untuk Kesehatan Mental maupun Kehidupan Sosial
Foto: ilustrasi bersyukur. (Freepik)

Pantau - Dalam hidup yang penuh dengan berbagai macam pencapaian dan permasalahan, setiap orang dituntut untuk selalu beradaptasi dengan segala keadaan yang dihadapi. Baik itu keadaan di mana seseorang merasakan kebahagiaan maupun keadaan di mana seseorang menghadapi begitu banyak masalah. Tak jarang dalam perjalanan kehidupan, kita selalu dituntut untuk bersyukur apa pun keadaannya. 

Rasa syukur yang terkadang bersifat abstrak, yaitu sulit memahami wujud dan cara mewujudkannya, menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang yang berusaha untuk terus bersyukur. Orang yang sudah menemukan cara mewujudkan rasa syukur dalam kehidupannya terlihat berbeda dari orang lain. Mereka seakan-akan lebih menikmati hidup dan mampu menyelesaikan segala problematika kehidupan. Apakah ini bisa disebut sebagai kekuatan dari sebuah rasa syukur?

Baca juga: 12 Cara Mengatasi Kesedihan Karena Kehilangan Orang Terdekat

Emmons & Shelton mendefinisikan syukur atau gratitude sebagai bagian dari kondisi psikologis, yaitu semacam rasa kagum, penuh rasa terima kasih, dan penghargaan terhadap hidup. Emosi-emosi ini mungkin ditujukan kepada orang lain atau kepada pihak-pihak bukan manusia, seperti Tuhan atau makhluk lainnya. Emmons dan McCullough (2003: 378) mengartikan perasaan syukur sebagai suatu emosi atau perasaan yang berkembang menjadi rasa moral yang baik, moral yang nalar, rasa harga diri, dan kemampuan untuk bereaksi terhadap sesuatu atau suatu situasi.

Perasaan syukur yang diluapkan oleh seseorang ternyata memiliki manfaat positif yang berpengaruh pada kehidupannya, seperti:

Menurunkan Emosi Negatif

Emosi negatif yang tidak terkendali merupakan awal dari gejala stres dan depresi. Mempertahankan emosi negatif secara terus-menerus akan berdampak buruk pada setiap aspek kehidupan Anda, termasuk kesehatan jasmani dan rohani, serta hubungan sosial dan lingkungan. Syukur dapat meredakan emosi negatif. 

Rasa syukur yang diterapkan oleh seseorang yang bersyukur akan memahami bahwa kebaikan akan selalu bersama selama iman dan keyakinan kepada Tuhan tetap terjaga. Karena keyakinan ini pada akhirnya mengarah pada energi dan pemikiran positif, orang yang bersyukur cenderung memiliki mekanisme koping adaptif yang memungkinkan mereka menghadapi masalah apa pun.

Baca juga: Peran Musik Terhadap Kesehatan Mental

Meningkatkan Kepuasan Hidup

Syukur adalah sebuah rasa positif yang diungkapkan dan dibanggakan. Kepuasan hidup orang yang bersyukur bersumber dari rasa puas dan perasaan cukup akan apa pun yang dimilikinya. Rasa syukur mendorong setiap orang untuk lebih menghargai setiap kesempatan yang diberikan kepadanya dan memanfaatkannya sebaik mungkin sesuai dengan perintah Tuhan. 

Kepuasan hidup yang bersumber dari rasa syukur menimbulkan kerendahan hati, yaitu keadaan di mana seseorang menyadari bahwa segala kebaikan yang diterimanya adalah karena kekuasaan Tuhan, sehingga mengurangi kesombongan dalam hidup.

Hubungan Sosial

Pemikiran dan energi positif yang dipancarkan seseorang karena rasa syukur dapat membantu membangun hubungan sosial yang lebih baik. Hati yang memiliki kondisi emosional lebih positif memiliki rasa penerimaan yang lebih luas dan pemikiran yang lebih tenang, sehingga dapat menurunkan potensi perselisihan dengan orang lain. Rasa syukur mendorong tumbuhnya keinginan seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Baca juga: Mengenal Apa itu Psikosomatis dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Menciptakan Lingkungan Positif

Orang yang benar-benar bersyukur akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan tempat ia tinggal. Emosi positif yang muncul dari rasa syukur dapat menciptakan lingkungan di mana orang-orang di sekitar merasa nyaman dan bahagia bersama orang tersebut. Orang yang bersyukur selalu berusaha melakukan yang terbaik dan percaya bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Dengan demikian, bersyukur bukanlah semata-mata suatu kewajiban untuk mengurangi perasaan negatif pada diri sendiri maupun untuk orang lain. Rasa syukur yang dianjurkan bagi setiap individu pada akhirnya adalah sebuah bentuk emosi positif yang dampaknya sangat baik untuk kesehatan mental diri sendiri dan lingkungan sosial.

(Laporan: Mai Hendar Santoso)

Penulis :
Nur Nasya Dalila