billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Selebgram Arie Bagikan Kisah Pahit Perselingkuhan Suami: Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental Pasangan dan Anak?

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Selebgram Arie Bagikan Kisah Pahit Perselingkuhan Suami: Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental Pasangan dan Anak?
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Seorang selebgram yang dikenal dengan nama Arie membagikan bukti perselingkuhan suaminya, Bimo Aryo Tejo, melalui sebuah postingan di media sosial. Arie mengungkapkan bahwa dirinya menjadi korban perselingkuhan saat menjalani ibadah umroh ke Tanah Suci. Ia tak menyangka mengetahui bahwa rumah tangga yang telah dibangun selama 16 tahun itu hancur akibat perbuatan suaminya.

Menurut informasi yang dibagikan dalam postingan tersebut, Bimo diketahui membawa seorang wanita ke rumah mereka saat Arie sedang berada di luar negeri. Lebih mengejutkan lagi, perbuatan tersebut tidak terjadi hanya sekali, melainkan berulang kali. Kegiatan tersebut terekam jelas oleh kamera CCTV di rumah mereka.

Perselingkuhan Bimo terbongkar ketika anak mereka menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan kejadian tersebut.

“Iya betul, anaknya yang tau duluan kalau bapaknya selingkuh,” ujar Asisten Arie, Almira Putri pada Minggu (2/10/2024). 

Kasus ini merupakan salah satu dari banyak kasus perselingkuhan yang terungkap ke publik. Berdasarkan kejadian tersebut, penting untuk memahami dampak psikologis yang mungkin dialami oleh istri dan anak yang menjadi korban. Selingkuh tidak hanya merusak hubungan pasangan, tetapi juga dapat berdampak buruk pada kondisi mental dan emosional keluarga, terutama anak yang harus menghadapi kenyataan pahit tersebut.

Sebelum melakukan tindakan yang dapat merusak hubungan, sangat penting bagi setiap individu untuk mempertimbangkan dengan matang akibatnya, baik terhadap diri sendiri, pasangan, maupun anak-anak.

Baca juga: Sikap Zodiak Menyikapi Perselingkuhan Pasangan

Efek Perselingkuhan Terhadap Kondisi Psikologis Anak dan Pasangan

Dilansir dari Detikhealth, seorang psikolog klinik, Anastasia Sari Dewi menjelaskan bahwa efek perselingkuhan dalam pernikahan dapat menyebabkan dampak psikologi yang dapat mengganggu bagi korban yaitu pasangan dan anak. 

Sari menyampaikan, biasanya perilaku perselingkuhan dapat membuat korban merasakan trauma ringan hingga berat. Persoalan kepercayaan terhadap pasangan pun dapat tergoyahkan dengan mudah, baik bagi pasangan atau anak. 

Psikolog lainnya, Salma Ghina Sakinah Safari, menyampaikan bahwa dampak dari perselingkuhan pada pasangan juga dapat memicu terjadinya trauma emosional yang mendalam. Bahkan korban kerap kali merasa dikhianati, tidak mempunyai harga diri, hingga kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. 

Lebih lanjut, Ghina menjelaskan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa seseorang berselingkuh. Diantaranya yaitu masalah pribadi antara pasangan, dinamika hubungan, dan pengaruh situasional. Berdasarkan teori relationship satisfaction, ketidakpuasan terhadap komunikasi, kasih sayang, dan keintiman acap kali menjadi alasan utama mereka nekat berselingkuh. 

Baca juga: Jangan Terjebak! Berikut Ciri-Ciri Pasangan yang Berpotensi Selingkuh

Selain itu, faktor kepribadian juga dapat menjadi alasan mengapa orang berselingkuh. Ghina mengatakan beberapa orang mempunyai kecenderungan pribadi yang membuat mereka lebih rentan melakukan selingkuh yaitu narsisme. Orang dengan narsisme tinggi cenderung merasa dirinya berhak mendapatkan perhatian lebih dari orang lain dan haus akan validitas orang lain. 

Beralih ke pakar hubungan sekaligus konselor kesehatan mental di Branching Out Wellbeing, Karyn Witmeyer, ia menyampaikan bahwa istilah Cheater always be cheater tidak sepenuhnya benar. Menurut sebuah survei, data menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden yang pernah berselingkuh tidak mengulanginya untuk kedua kalinya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun perselingkuhan terjadi dalam suatu hubungan, banyak orang yang belajar dari pengalaman tersebut dan berusaha untuk tidak mengulanginya di masa depan. 

Melansir dari Kompas.com, peneliti menambahkan bahwa perselingkuhan tidak akan terjadi lagi dalam keadaan atau hubungan yang berbeda, karena faktor-faktor tertentu yang memengaruhi seseorang dalam hubungan tersebut bisa berubah. Bahkan beberapa ahli psikologi dan konselor hubungan sepakat bahwa seseorang yang pernah melakukan perselingkuhan, dengan waktu dan refleksi diri, bisa mengalami perubahan dan berusaha untuk menjadi pasangan yang lebih baik di masa depan. Ini menunjukkan bahwa meskipun perselingkuhan adalah perbuatan yang menyakitkan, ada kemungkinan untuk pemulihan dan perubahan perilaku jika individu tersebut benar-benar berkomitmen untuk memperbaiki diri.

Lalu, apa efek dari perselingkuhan pada kesehatan pasangan dan anak? Dilansir Halodoc, berikut diantaraya:

Depresi 

Depresi akibat perselingkuhan dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku seseorang, menghalangi kebahagiaan, dan menimbulkan rasa kosong serta kurang berenergi. Penderita depresi cenderung mengisolasi diri dan tidak beraktivitas. Dalam beberapa kasus, depresi juga dapat memicu perilaku negatif, seperti penyalahgunaan alkohol dan narkoba.

Baca juga: Mengenal 3 Jenis Perselingkuhan dalam Hubungan Pernikahan

Post-traumatic stress disorder (PTSD) 

PTSD bisa menjadi dampak mental dari perselingkuhan, terjadi ketika seseorang mengalami trauma emosional. Meskipun perselingkuhan tidak selalu tampak sebagai trauma, gejalanya sering mirip dengan PTSD, seperti merasa panik saat mengingat kejadian masa lalu, mudah marah atau terganggu, sensitif dan mudah terkejut, dan gangguan tidur.

Kecemasan

Perselingkuhan juga dapat menyebabkan gangguan kecemasan, yaitu kondisi jangka panjang yang tidak mudah hilang. Gejalanya meliputi rasa gugup, gemetar, kesulitan berpikir jernih, dan serangan panik yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Keluhan Fisik 

Masalah emosional akibat perselingkuhan dapat memengaruhi kesehatan fisik, seperti peningkatan tekanan darah, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan mual. Stres memicu hormon adrenalin yang meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Selain itu, dampak pada sistem saraf juga bisa mengganggu pencernaan dengan memperlambat kontraksi otot organ pencernaan.

Insomnia

Perselingkuhan dapat meningkatkan stres, mengganggu tidur, dan menyebabkan insomnia. Insomnia yang berlangsung lama dapat meningkatkan hormon kortisol, yang memperburuk gangguan tidur.

Baca juga: Viral! Dokter Sedang Hamil, Suami Selingkuh Dengan Pramugari

Penyakit Jantung

Perselingkuhan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Penelitian menunjukkan pria yang berselingkuh lebih rentan terhadap serangan jantung, sementara wanita lansia berisiko mengalami kardiomiopati atau 'sindrom patah hati' akibat stres.

Libido Menurun

Perselingkuhan dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, khususnya hormon oxytocin dan endorfin, yang biasanya meningkat dalam hubungan yang penuh afeksi dan berperan dalam meningkatkan libido. Ketika perselingkuhan terjadi, kedua hormon ini dapat hilang secara tiba-tiba, yang menyebabkan penurunan signifikan pada libido. Selain itu, pria yang mengalami perselingkuhan juga berisiko menghadapi masalah lain, seperti disfungsi ereksi, yang bisa memperburuk kondisi fisik dan emosional mereka.

Apapun alasannya, perselingkuhan tetap tidak bisa dibenarkan. Jika kamu pernah menjadi korban perselingkuhan, cobalah untuk berbicara dengan teman terdekat agar suasana menjadi lebih tenang. Jika hal itu belum cukup untuk menenangkan pikiranmu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog guna mendapatkan bantuan yang lebih profesional.

Laporan: Aulia Rahma

Penulis :
Latisha Asharani