Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Kesepian pada Lansia Berisiko Penurunan Mental dan Kesehatan ? Begini Cara Mengatasinya

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Kesepian pada Lansia Berisiko Penurunan Mental dan Kesehatan ? Begini Cara Mengatasinya
Foto: Ilustrasi. (iStock)

Pantau - Sebuah studi yang dilakukan oleh University of California, San Francisco (UCSF) menemukan bahwa individu berusia 60 tahun atau lebih yang mengaku merasa kesepian memiliki risiko kematian sebesar 45%. Mereka juga memiliki risiko penurunan mental dan fisik sebesar 59% lebih tinggi, yang paling terlihat pada kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Para ilmuwan percaya bahwa kesepian memiliki efek fisiologis yang sama pada tubuh seperti stres kronis. Kesepian meningkatkan produksi hormon stres, seperti kortisol, yang memicu peradangan dan merusak kekebalan tubuh sekaligus berkontribusi terhadap penyakit mental dan masalah kesehatan kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung. 

Baca : 10 Keterampilan agar Tetap Waspada Secara Mental saat Menua

Menurut hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association Psychiatry , kesepian mungkin juga berkorelasi dengan perkembangan biomarker di otak yang telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer dini.

Jika kamu khawatir tentang orang tua yang sudah lanjut usia, bertindaklah dan lakukan sesuatu untuk mengatasinya. Ada banyak hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian para manula. Berikut ini tipsnya yang dilansir dari keystone-health!

1. Luangkan waktu untuk mendengarkan

Kehadiran kamu sebagai seorang anak atau seseorang yang lebih muda untuk mendengarkan dapat membantu lansia merasa tidak sendirian. Libatkan mereka secara aktif dalam percakapan, ajukan pertanyaan, dan dorong mereka untuk mengekspresikan diri. 

2. Kembangkan rencana

Luangkan waktu untuk mempelajari minat atau hobi para lansia. Jika menyukai musik, cobalah ajak mereka menonton pertunjukan atau ajak mereka untuk bergabung dengan paduan suara komunitas. Cukup luangkan waktu satu jam untuk berbagi aktivitas tersebut.

3. Mulailah hobi baru

Mempelajari sesuatu yang baru adalah cara terbaik untuk menjaga otak tetap muda. Bagi kamu yang lebih muda, bisa membantu para lansia untuk menekuni hobi baru sebagai cara untuk tetap aktif dan bertemu orang baru. Sarankan mereka untuk bergabung dengan klub buku, memulai kelompok merajut, atau pergi ke pusat komunitas setempat untuk berpartisipasi dalam kegiatan mingguan.

4. Menjembatani kesenjangan

Bagi orang tua yang sudah lanjut usia dan orang lain yang berjuang melawan kesepian, menemukan seseorang untuk diajak berkomunikasi mungkin tidak sesulit yang dibayangkan. Salah satu peluang terbaik adalah menghubungkan mereka dengan saudara yang lebih muda. Cucu, keponakan, dan keponakan laki-laki dapat belajar banyak dengan menghabiskan waktu bersama anggota keluarga yang lebih tua. Hal itu dapat membantu mereka merasa lebih muda dan lebih terlibat dalam kegiatan keluarga.

5. Ikuti kelas atau seminar

Tanyakan pada pusat komunitas atau perguruan tinggi setempat karena banyak tempat ini menawarkan kelas gratis untuk para manula. Coba juga bertanya di perpustakaan setempat untuk mengetahui acara apa saja yang akan diadakan.

6. Ajari seseorang sesuatu

 

Meskipun yang dapat mereka berikan hanyalah kebijaksanaan dan nasihat yang bermanfaat, hal itu akan membantu membawa makna bagi kehidupan mereka dan memulihkan sebagian dinamika anak-orang tua yang terkadang dapat hilang ketika anak-anak mulai merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia.

7. Adopsi hewan peliharaan

Meskipun hewan peliharaan mungkin tidak dapat menggantikan persahabatan manusia, penelitian menunjukkan bahwa merawat hewan peliharaan dapat memberikan manfaat fisik dan mental. Faktanya, memelihara hewan peliharaan dapat memicu reaksi kimia di otak yang mengurangi kadar kortisol dan meningkatkan produksi serotonin. Selain itu, memelihara hewan peliharaan akan membuat rumah terasa lebih tenang.

Baca : Brain Rot, Fenomena Lemah Otak. Ini Penjelasannya!

Penulis :
Annisa Indri Lestari