
Pantau - Pola asuh atau parenting memiliki peran besar dalam membentuk cara seseorang berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana mereka menangani emosi diri sendiri. Orang tua merupakan figur utama dalam perkembangan anak, sehingga cara mereka mengelola emosi dan menyelesaikan konflik sering kali diwarisi oleh anak-anak mereka. Jika seseorang dibesarkan oleh orang tua yang tidak dewasa secara emosional, ada kemungkinan besar bahwa mereka akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sehat, terutama dalam hubungan romantis.
Dilansir YourTango, ketidakdewasaan emosional pada orang tua bisa membuat anak tumbuh dengan kebiasaan menekan emosi, menghindari tanggung jawab, atau bahkan kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif. Hal ini dapat berdampak pada hubungan mereka di masa dewasa, di mana mereka mungkin menunjukkan berbagai tanda berikut.
1. Kesulitan Mengekspresikan Emosi
Seseorang yang tumbuh di lingkungan dengan orang tua dengan kondisi emosional tidak stabil sering kali mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan mereka. Mereka diajarkan bahwa menekan emosi adalah tanda kekuatan, sedangkan menunjukkan emosi dianggap sebagai kelemahan. Akibatnya, mereka menjadi pribadi yang tertutup dan sulit terbuka kepada pasangan.
Laura Silverstein, seorang pekerja sosial klinis, menekankan pentingnya keterbukaan emosional dalam hubungan. Menurutnya, semakin seseorang bersedia berbagi perasaan secara jujur, semakin dalam pula hubungan yang terjalin.
Baca juga: 9 Ciri Pasangan yang Tepat agar Hubungan Langgeng dan Harmonis
2. Sering Menyalahkan Orang Lain
Orang yang tumbuh dalam keluarga dengan orang tua yang tidak dewasa secara emosional cenderung menghindari tanggung jawab dan lebih suka menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka hadapi. Hal ini bisa menjadi pola yang terbawa dalam hubungan mereka, di mana mereka sulit mengakui kesalahan dan lebih memilih menyalahkan pasangan.
Menurut Jason Whiting, Ph.D., seorang terapis keluarga, sikap defensif yang berlebihan dalam hubungan hanya akan menghambat pertumbuhan dan berujung pada konflik yang tidak terselesaikan.
3. Kurangnya Empati
Empati adalah elemen penting dalam membangun hubungan yang sehat. Namun, mereka yang dibesarkan oleh orang tua yang tidak dewasa secara emosional sering kali mengalami kesulitan dalam memahami dan merespons perasaan orang lain. Karena emosi mereka sering diabaikan saat kecil, mereka mungkin kesulitan memahami pentingnya validasi emosi dalam hubungan.
4. Menghindari Konflik
Individu dengan latar belakang ini lebih memilih menghindari konflik daripada menyelesaikannya. Mereka tumbuh di lingkungan di mana masalah dibiarkan hingga meledak, sehingga mereka merasa lebih nyaman untuk mengabaikan konflik daripada menghadapi dan menyelesaikannya.
Baca juga: 7 Tips Sukses Merintis Bisnis Bersama Pasangan
5. Takut Berkomitmen
Komitmen dapat terasa menakutkan bagi mereka yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil. Mereka mungkin menghindari hubungan jangka panjang karena takut menghadapi tantangan emosional yang lebih dalam. Akibatnya, mereka lebih cenderung terlibat dalam hubungan yang tidak serius atau sulit menetapkan tujuan jangka panjang dengan pasangan.
6. Tidak Bisa Menerima Kritik
Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan penuh kritik dan tekanan mungkin akan sangat defensif ketika menerima masukan dari pasangan. Mereka menganggap kritik sebagai serangan pribadi daripada sebagai cara untuk memperbaiki hubungan.
7. Takut Menunjukkan Kerentanan
Mereka sering kali takut terbuka karena khawatir dihakimi atau dianggap lemah. Padahal, dalam sebuah hubungan, keterbukaan dan kejujuran sangat penting untuk membangun kedekatan emosional yang sehat.
8. Sulit Menghargai Batasan
Dalam lingkungan keluarga yang tidak sehat, batasan sering kali diabaikan. Hal ini membuat seseorang kesulitan memahami dan menghormati batasan pasangan dalam sebuah hubungan, yang dapat menyebabkan konflik.
Baca juga: Pasangan Taurus dan Aries: Kombinasi yang Dinamis dan Menantang
9. Perilaku Tidak Konsisten
Mereka mungkin tampak hangat dan penuh perhatian satu saat, tetapi tiba-tiba menjadi dingin dan tidak responsif di lain waktu. Perubahan perilaku yang drastis ini sering kali disebabkan oleh pola asuh yang tidak stabil.
10. Sering Membicarakan Diri Sendiri
Karena terbiasa tidak didengar di masa kecil, mereka mungkin berusaha keras untuk mendapatkan perhatian dalam percakapan dengan pasangan. Akibatnya, mereka bisa menjadi terlalu fokus pada diri sendiri dan kurang mendengarkan pasangan.
11. Bereaksi Berlebihan Saat Stres
Saat menghadapi tekanan, mereka mungkin menunjukkan perilaku kekanak-kanakan seperti menghindari tanggung jawab, merajuk, atau menolak menyelesaikan masalah. Hal ini bisa menjadi tantangan dalam hubungan karena pasangan akan merasa seperti harus menghadapi seseorang yang belum matang secara emosional.
Kesimpulan
Mereka yang dibesarkan oleh orang tua yang secara emosional tidak dewasa sering kali mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan stabil. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa berubah. Dengan kesadaran diri dan usaha untuk memperbaiki pola perilaku, seseorang dapat belajar mengelola emosi dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hubungannya.
Jika Anda mengenali tanda-tanda ini dalam pasangan atau diri sendiri, penting untuk mempertimbangkan terapi atau konseling sebagai langkah untuk membangun hubungan yang lebih sehat. Memahami pola masa lalu dapat membantu dalam menciptakan masa depan yang lebih baik dalam kehidupan pribadi dan hubungan romantis.
Baca juga: 10 Hewan yang Setia Pada Pasangannya Seumur Hidup
- Penulis :
- Latisha Asharani