Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Anggota Ormas Pemuda Pancasila Jadi Guru Dadakan di SDN Pondok Cina 1 Depok

Oleh Aries Setiawan
SHARE   :

Anggota Ormas Pemuda Pancasila Jadi Guru Dadakan di SDN Pondok Cina 1 Depok
Pantau - Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Pondok Cina 1, Kota Depok, masih berlangsung tanpa guru. Para siswa datang ke sekolah sejak pukul 07.00 WIB. Sampai jam belajar dimulai, tidak tampak guru yang hadir.

Terlihat beberapa relawan yang berasal dari ormas Pemuda Pancasila (PP) mengajar beberapa kelas. Mereka sudah menggantikan peran para guru sejak tiga hari lalu.

"Dari hari Senin kemarin, sudah tiga hari. Kita ajarin matematika, IPS, IPA, olahraga, bahasa Indonesia, baca dan menulis," ujar Ketua Sapma PP Kota Depok, Elsa Silvia, Rabu (16/11/2022).

Elsa menjelaskan pihaknya berinisiatif menjadi relawan di tengah polemik relokasi sekolah. Awalnya mereka hanya ingin menghibur para siswa, namun tergugah untuk mengajar karena guru-guru tidak datang ke sekolah. Ada sekitar 20 anggota PP yang dilibatkan dalam kegiatan ini.

"Kami melihatnya sedih karena enggak ada guru yang hadir," katanya.

Baca juga: Akhirnya! Akses SDN 1 Pondok Cina Depok Dibuatkan Tangga, Netizen: Harus Viral Dulu

Diketahui, para guru tidak hadir karena berhubungan dengan wacana Pemkot Depok untuk merelokasi SDN Pondok Cina 1 ke SDN Pondok Cina 3 dan 5. Para guru diarahkan ke kedua sekolah tersebut.

Namun, wacana ini mendapatkan penolakan keras dari para wali murid. Sejumlah spanduk dan petisi penolakan terpampang di sekolah.

Sementara itu, Wali Kota Depok, Mohammad Idris, membantah tudingan yang ditujukan ke Pemkot Depok karena dianggap menelantarkan siswa.

"Tentang masalah SD tidak mungkin Pemkot Depok yang cinta kepada pendidikan dan juga Kota Depok sebagai kota pendidikan, yang di dalam visi RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)-nya, sebagai kota pendidikan, tidak mungkin menelantarkan siswa, apa lagi ini calon generasi bangsa yang akan datang," tegas Mohammad Idris dilansir situs resmi Pemkot Depok, Rabu (16/11/2022).

Mohammad Idris menyatakan semua persoalan ini hanya teknis. Dia meminta semua pihak untuk bersabar.

Pihaknya juga sudah merencanakan pembelian lahan untuk dibangunkan sekolah yang lebih representatif, daripada di pinggir jalan yang membahayakan.

"Itu yang dipikirkan, jadi tolong sabar sebentar, hindari tindakan memprovokasi dan lakukan klarifikasi kepada kami, Dinas Pendidikan atau Disdik khususnya," tuturnya.

Dijelaskan Mohammad Idris, pembelajaran sementara siswa SDN Pondok Cina ini bukan karena merger, sebab kalau merger dibutuhkan kajian khusus.

"Ini numpang sementara, mereka (siswa SDN Pondok Cina 1) di tempatkan di SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5, karena ruangnya terbatas dibagilah kelasnya, ada yang pagi dan siang," terang Mohammad Idris.
Penulis :
Aries Setiawan