Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BNPB: Tsunami Selat Sunda Disebabkan Longsoran 64 Hektare di Gunung Anak Krakatau

Oleh Adryan N
SHARE   :

BNPB: Tsunami Selat Sunda Disebabkan Longsoran 64 Hektare di Gunung Anak Krakatau

Pantau.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan terbaru terkait fenomena tsunami yang terjadi di Selat Sunda. Berdasarkan informasi yang ditangkap satelit milik Jepang, tsunami terjadi akibat adanya longsoran Gunung Anak Krakatau seluas 64 hektare.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pusat Data Inforamasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa persnya di Kantor Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, (26/12/2018).

"Baru saja kita mendapatkan citra satelit dari Jepang untuk menunjukkan bagaimana tubuh Gunung Anak Krakatau sebelum dan sesudah. Yang sebelum itu di foto 20 Agustus 2018, yang sesudah 24 Desember 2018 dan memang betul sebagian lereng di barat daya runtuh inilah yang memicu terjadinya tsunami. Kalau data dari BMKG seluas 64 hektare mengalami runtuh kemudian menyebabkan longsor bawah laut dan memicu tsunami," ujar Sutopo.

Baca juga: Ini Pesan Khusus Ratu Elizabeth II ke Jokowi Pasca Tsunami Selat Sunda

Sementara itu Sutopo menjelaskan, akibat adanya lonsoran seluas 64 hektare yang terjadi di Gunung Anak Krakatau menyebabkan tsunami panjang totalnya 312,75 km.

"Daerah yang terlanda oleh tsunami di mana Kabupaten Tanggamu 75,38 km, Lampung Selatan 66,25 km, Kabupaten Pandeglang dan Serang dari Anyer sampai dengan sumur 171,15 km," ungkapnya.

Baca juga: Pantau Sorot: Mengungkap Misteri Tsunami Selat Sunda

Lebih lanjut, untuk kisaran landaan tsunami yang menerjang daratan, Sutopo menyebut, hal itu sangat relatif. Menurutnya, landaan darat tsunami bisa dihitung besar kecilnya dari tinggi atau rendahnya daratan.

"Kondisi permukaan di pantai, kalau ada bebarapa tempat yang datar diperkirakan ada sekitar 200 meter, tetapi kalo yang ada daerah perbukitan sangat kecil cuma 50 meter. Tingginya pun bervariasi, ini berasal dari analisi satelit beserta penghematan dari laporan di lapangan," pungkasnya.

Penulis :
Adryan N