
Pantau - Amerika Serikat (AS) pada Senin (16/12/2024) menyebut pembicaraan terbaru mengenai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas sebagai “produktif,” meskipun menekankan masih ada “beberapa perbedaan kecil” yang menghambat tercapainya kesepakatan.
“Negosiasi dalam beberapa hari terakhir telah produktif. Kami terus bekerja dengan mediator lainnya untuk mempersempit perbedaan yang ada,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, Matthew Miller, dalam konferensi pers, melansir Anadolu, Selasa (17/12/2024).
Meski menunjukkan kemajuan, Miller mengakui tantangan dalam mencapai kesepakatan.
“Sulit untuk mengatakan bahwa kami optimis, karena kami sangat realistis tentang betapa sulitnya mencapai kesepakatan,” ujarnya.
Ia menambahkan, masih ada “beberapa perbedaan kecil” di antara pihak-pihak yang berunding, namun menyatakan keyakinannya perbedaan itu bisa diatasi. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan Hamas dan Israel.
Baca juga:
- Kans Pertukaran Sandera Gaza Terbuka usai Jatuhnya Rezim Assad?
- Netanyahu Tolak Tukar Sandera Hamas demi Koalisi Kanan Ekstrem
“Tanggung jawab akhirnya tetap ada pada Hamas dan Israel untuk menyetujui ketentuan akhir dan menyelesaikannya,” tegas Miller.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken dilaporkan aktif berdialog dengan para pemimpin regional untuk membantu mediasi.
Miller juga menyoroti pembicaraan terbaru dengan pejabat Turki, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan.
Menurut Miller, Blinken – yang pekan lalu mengunjungi Turki dan menghadiri konferensi terkait Suriah di Yordania – meminta Erdogan dan Fidan untuk memanfaatkan pengaruh mereka terhadap Hamas.
“Menlu Fidan kembali 24 jam kemudian dan menyampaikan kepada Sekretaris (Blinken) di Aqaba, Yordania, bahwa mereka telah mendorong tercapainya kesepakatan,” tuturnya.
“Mesir dan Qatar juga aktif memainkan peran dalam proses ini,” tambahnya.
Baca juga:
- Netanyahu Tegaskan Perang Gaza Belum Berakhir
- Hamas Temui Rusia, Bahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza
Negosiasi ini berlangsung di tengah seruan internasional untuk menyelesaikan krisis sandera, yang menjadi salah satu kendala utama dalam upaya meredakan ketegangan di kawasan tersebut. Namun, dia tetap berhati-hati.
“Kami tidak meninggalkan apa pun. Kami mendorong semampu kami pada titik ini dan percaya kami bisa mencapai kesepakatan,” ujar Miller.
“Saya tidak bisa dengan hati nurani menyatakan bahwa kesepakatan akan tercapai, tetapi seharusnya itu terjadi,” tambahnya.
Pembicaraan soal kemungkinan kesepakatan sudah berlangsung selama beberapa bulan, tetapi belum menghasilkan keputusan final.
Sejumlah pengamat politik, termasuk di Israel, menyalahkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu atas lambannya kemajuan ini. Ia dituduh menghindari kesepakatan demi melindungi kepentingan politiknya sendiri.
- Penulis :
- Khalied Malvino