
Pantau - “Takut Tambah Dewasa...” Salah satu potongan bait dari lagu yang sempat viral pada waktunya. Lagu tersebut berjudul Takut oleh Idgitaf.
Potogan bait lagu ini sesuai dengan yang disampaikan dalam laman X oleh akun @ahc**** yang berisi sebuah foto bertuliskan “dewasa ga worth it banget kocak.”
Pada postingan tersebut @ahc**** mencoba menjelaskan bagaimana menjadi dewasa bukanlah hal yang sepadan. Postingannya tersebut juga dipenuhi komentar-komentar yang setuju dengan postingannya tersebut. Berikut adalah beberapa komentar dalam postingan tersebut:
“Iyaa coy asliikkk.”
“Iya anjiir. Pengin balik ke masa anak-anak woi.”
“BENER, JIWA AKU STUCK DIUMUR 10 TAHUN😭😭😭😭😭😭”
“plot twist banyak banget.”
“Capek banget please.”
Sebenarnya kenapa? Apa menjadi dewasa semenakutkan Lagu Idgitaf?
Baca juga: Sering Galau di Fase 'Quarter Life Crisis'? Ini Cara Hadapinya Agar Fokus pada Tujuan Hidup
Pada umumnya, dewasa adalah suatu fase atau tahapan yang dialami seseorang setelah berada di fase remaja. Dewasa sendiri bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu mulai melepas masa remajanya, dengan perubahan fisik, kognitif, dan sosio-emosional.
Jadi apa yang membuat orang khawatir?
Pada kenyataannya, membayangkannya saja adalah hal yang menakutkan dan mengkhawatirkan. Hal tersebut dikarenakan kondisi masa depan yang tidak ada bayangan dan belum pasti, serta tidak dikenali. Sederhananya masih terombang-ambing.
Kepastian dalam hal ini adalah kepastian yang haruslah dibangun dan dibuat sendiri, yang secara umunya harus kita cari sendiri tanpa bantuan siapapun. Hal itu, balik lagi menjadi kekhawatiran dan kecemasan yang terus menghantui banyak orang dibenaknya.
Sebenarnya apa sih hal lainnya yang membuat banyak orang takut jadi dewasa?
Hal menakutkan dari menjadi dewasa yang pertama dan umumnya terjadi kepada banyak orang adalah tanggung jawab hidup yang mulai membebani batin dan pikiran. Mengapa tanggung jawab? Tanggung jawab pada kenyataannya adalah suatu hal yang melekat dan bagi sebagian orang adalah beban ataupun tekanan bagi orang itu sendiri. Oleh karena itu, hal ini menjadi salah satu sumber utama rasa takut seseorang untuk menjadi dewasa.
Baca juga: Pilih Ngetik Daripada Nulis?! Apa Manfaat Menulis Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi?
Tidak hanya itu, seperti yang dilansir dalam laman idntimes.com nyatanya ada beberpa hal yang menjadi penyebab seseorang takut menjadi dewasa, diantaranya:
- Kurangnya role model orang dewasa yang baik.
- Menjadi dewasa tidak seindah ekspektasi masa kecil
- Takut sendirian
- Punya trauma masa kecil
- Penuaan nggak menarik
- Takut akan kematian
Apakah kondisi ini adalah fenomena baru?
Pada kenyataannya nggak. Ketakutan yang dihadapi seseorang untuk menjadi dewasa, pada umumnya adalah kondisi wajar yang selalu terjadi pada seseorang yang memasuki fase kedewasaan. Namun kondisi ini mungkin lebih dikenal dengan Quarter Life Crisis (QLC).
Apa itu Quarter Life Crisis (QLC)?
Quarter Life Crisis merupakan suatu kondisi dimana diri seseorang merasa takut, pesimis, khawatir, bingung, dan nggak adanya arah tujuan hidup yang jelas dan pasti dalam kelanjutan hidupnya. Quarter life crisis juga dapat diartikan sebagai masa-masa emosional seseorang pada rentan usia 18 hingga 30 Tahun. Kemudian pada dasarnya quarter life crisis disebabkan adanya tekanan dan tuntutan yang dialami seseorang dari lingkungan sekitarnya salah satunya adalah orang tua.
Dikutip dalam laman Beautynesia.id quarter life crisis terjadi saat seseorang mengetahui kenyataan bahwa hidup yang harus dihadapi tidak sesuai dengan ekspektasi yang sudah menjadi tolok ukurnya. Kemudian saat mengalaminya, seseorang bisa nggak jujur tentang dirinya dan bahkan nggak yakin dengan siapa dirinya yang sebenarnya.
Seberapa umum kondisi ini terjadi pada seseorang?
Pada data yang ada, melansir data dari Yale School of Medicine menyampaikan terdapat 70% orang di usia dewasa mengalami Quarter Life Crisis (QLC). Tidak hanya itu, survei yang dilakukan oleh LinkedIn, memperlihatkan bahwa 75% orang pada rentan usia 25 Tahun sampai 33 Tahun mengaku pernah mengalami Quarter Life Crisis (QLC).
Baca juga: Suami Tendang Istri Saat Gendong Anak, Bagaimana Pandangan Psikologi Melihat Hal ini?!
Jadi bagaimana cara kita menghadapi Quarter Life Crisis (QLC)?
Terdapat beberapa tips menghadapi quarter life crisis yang dikutip dalam laman gramedia.com, Kira-kira apa aja ya?
- Mengenal dirimu sendiri. Mengatasi quarter life crisis adalah dengan mengenal terlebih dahulu dirimu sendiri. Dengan mulai mengenal siapa dirimu, kamu secara perlahan mampu menghadapi masalah personal yang kamu hadapi.
- Cerita dengan orang terdekat. Jika kamu telah menemukan masalah dari dirimu, yang bisa kamu lakukan adalah dengan bercerita. Ceritakanlah perasaan dan kondisimu kepada orang lain, hal ini itu membuatmu mendapat pandangan baru terhadap masalah yang kamu hadapi. Sehingga hal tersebut akan membantu mu untuk semakin maju.
- Membuat kebiasaan baru. Selanjutnya, kondisi quarter life crisis pada umumnya akan membuat seseorang merasa tidak memiliki progress dan perkembangan. Oleh karena itu, kamu bisa membuat kebiasaan baru, guna melihat pencapaianmu dari sudut pandang baru.
- Berhenti membandingkan pencapaianmu. Saat kamu sedang berada dalam progres, berhentilah untuk membandingkan pencapaianmu dengan orang lain. Biarkan dan fokuslah pada pencapaian dan perkembangan yang kamu hadapi. Kemudian tanamkan pada dirimu, bahwa setiap memiliki hidup, tujuan, dan pencapaian yang berbeda.
- Mengeksplorasi diri. Setelah kamu melakukan semua yang ada diatas, yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengeksplorasi diri. Kamu bisa mengembangkan diri kamu dengan hal-hal yang kamu sukai. Tujuannya adalah agar kamu mengurangi rasa takut di masa yang akan datang.
Seperti itulah beberapa tips yang bisa dilakukan. Pada kenyataannya setiap tips yang ada nggak selalu sesuai dengan kamu, kamu bisa memodifikasi kembali tips-tips yang ada dengan menyesuaikannya dengan kondisi dan kebiasaan dari dirimu sendiri.
Baca juga: Remaja Patah Hati Coba Bunuh Diri: Menggali Makna Cinta dari Sudut Pandang Psikologi
Pada intinya jangan pernah takut akan hal yang besar dan kedewasaan yang akan kamu hadapi, serta cobalah terus tekankan pada dirimu bahwa hidupmu akan baik-baik saja. Hal itu dikarenakan rasa takut dan cemas, pada dasarnya hanya berasal dari pikiran yang kamu buat dan nggak selalu apa yang kamu pikirkan akan selalu terjadi, kecuali kamu yang membiarkannya untuk hadir dalam hidupmu.
Laporan: Andea Muhammad Abhista Andikaputra
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani